PWMU.CO – Bedah Rapor Pendidikan digelar Foskam SMP/MTs Muhammadiyah Sidoarjo di Aula SMP Muhammadiyah 6 Krian (Meka), Sabtu (13/1/24).
Forum Silaturahmi Kepala Sekolah Muhammadiyah (Foskam) SMP/MTs Muhammadiyah Sidoarjo menggelar Bedah Rapor Pendidikan. Kegiatan yang diikuti 50 peserta itu mengambil tema “Pendidikan Berkualitas dengan Perencanaan Berbasis Data”.
Moch Mughir SAg MPd, yang mewakili pengurus Foskam berharap, bedah rapor pendidikan bisa berdampak bagi semua SMP/MTs Muhammadiyah di Sidoarjo. “Kegiatan ini bertujuan agar sekolah dapat membaca dan mengaitkan rapor pendidikan dengan Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (Arkas),” ujarnya.
Dia berharap agar kegiatan ini diniatkan untuk mencari ilmu. “Bedah rapor pendidikan ini juga dilakukan dalam rangka percepatan Arkas, maka kalau ada kesulitan langsung bertanya secara langsung. Semoga kegiatan ini bisa berdampak untuk SMP/MTs Muhammadiyah Sidoarjo,” harapnya.
Bedah Rapor Pendidikan diikuti perwakilan masing-masing SMP/MTs Muhammadiyah se-Sidoarjo. Tiap sekolah mengirimkan lima perwakilan, terdiri dari unsur wakil kepala sekolah bidang kurikulum, bendahara BOS, dan tim pengembang sekolah.
Saran Pengawas
Sementara itu, Abdullah SPd MPd, Koordinator Pengawas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo menjelaskan mekanisme Bedah Rapor Pendidikan. “Juknis di Bantuan Operasinal Sekolah Reguler (Bosreg) mohon diperhatikan terlebih dahulu, lalu kegiatan yang ada di sekolah merupakan kegiataan riil. Ada program yang berbiaya juga tidak berbiaya. Program yang berbiaya dimasukkan ke dalam Arkas, sebelum itu harus diperhatikan hasil dari Rapor Pendidikan,” jelasnya.
Seluruh peserta diminta membuka masing-masing akun rapor pendidikan, kalau warnanya hijau tetap dilakukan analisis. Kalau kemampuan literasi naik, kemampuan numerasi turun, karakter naik, iklim keamanan turun, iklim kebinekaan naik, kualitas pembelajaran naik.
“Maka menjadi prioritas numerasi dan iklim keamanan, cara lain unduh Ms Excel, di sana sudah disediakan prioritasnya, sehingga Arkas kita bebeda antara sekolah satu dengan lainnya, karena prioritasnya berbeda,” jelasnya.
Setelah itu, lanjut dia, bisa membuat identifikasi, refleksi, benahi, dan program Arkas. Untuk tahap benahi bisa melihat bagian inspirasi di rapor pendidikan. Setelah itu bisa diisikan dalam Arkas. “RKAS berisi semua program dari semua sumber pendanaan, sedangkan yang dimasukkan Arkas hanya yang bersumber dari Bosreg,” paparnya.
Pria yang berdomisili di Tanggulangin, Sidoarjo, itu menyarankan untuk mencetak rapor pendidikan dalam bentuk landscape, bukan portrait. “Kalau portrait jadi kecil-kecil, sulit dibaca. Selain itu usahakan tidak copy paste, tetapi disinkronkan antara evaluasi dengan kegiatan yang riil di sekolah,” ungkapnya.
Lebih lanjut dia mengimbau semua sekolah mempunyai RKJM, “Sekolah juga harus mempunyai Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM), rencana empat tahunan yang berdasarkan rapor pendidikan. Khususnya sekolah yang mau menghadapi akreditasi di tahun 2024 ini. Salah satu kelemahan kita, RKJM tidak ada benang merah dengan Rencana Kerja Tahunan (RKT),” sarannya. (*)
Penulis Mahyuddin. Editor Darul Setiawan.