PWMU.CO – Prasyarat nikah ketat dilakukan pemerintah untuk mengurangi jumlah rumah tangga miskin dan stunting.
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dalam ceramah Tanwir I Nasyiatul Aisyiyah di Pontianak, Sabtu (13/1/2024).
Muhadjir Eefendy menjelaskan, perempuan yang menikah di usia dini dan memiliki riwayat kesehatan yang tidak baik akan berpotensi melahirkan bayi yang tidak sehat pula.
Dia meminta Nasyiatul Aisyiyah harus ikut serta dalam menyiapkan generasi ibu masa depan yang juga sudah menjadi program utama pemerintah tersebut.
”Generasi Indonesia masa depan yang betul-betul bisa diandalkan harus sehat, kuat, dan berkepribadian mulia,” ujar Muhadjir.
Dia mengungkapkan, angka pernikahan dini di Indonesia masih cukup tinggi, mencakup 30 persen. Sementara, permohonan pernikahan dini dengan berbagai alasan masih terus meningkat. Akibatnya, tumbuh lebih dari 25 persen rumah tangga miskin baru.
Karena itu prasyarat nikah ketat sekarang untuk mencegah munculnya rumah tangga miskin. ”Yang kami lakukan sekarang, memperketat prasyarat pernikahan itu, kalau mau nikah harus dipastikan siapa yang bekerja, siapa yang jadi sumber penghasilan keluarga,” ujar Muhadjir.
Pilihan yang kedua, kata Muhadjir, adalah perencanaan yang matang sebelum memiliki anak. ”Kalau bisa, setelah nikah belum boleh punya anak bila belum betul-betul siap punya anak,” tegas Muhadjir.
Pasalnya, perempuan yang belum siap punya anak bisa menjadi sumber stunting, kelahiran bayi tidak sehat, bahkan berpotensi autisme.
Menghadapi fenomena ini, Muhadjir Effendy meminta Nasyiatul Aisyiyah harus memastikan tidak ada remaja yang terkena anemia kronis. Sebab, kesehatan perempuan sebagai cikal-bakal ibu yang melahirkan bayi cerdas dapat disiapkan sejak masa remaja, salah satunya melalui remaja bebas anemia.
Muhadjir juga mendorong kader-kader Nasyiah yang memiliki minat dan potensi tinggi di bidang ekonomi.
”Saya melihat peluang besar pada kader Nasyiah untuk terjun di ranah bisnis,” kata mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang tersebut.
Bisnis yang dipandang berpeluang besar ialah bisnis retail. Menurut Muhadjir, sifat feminin yang melekat pada kader Nasyiah menjadi kekuatan besar untuk mengembangkan bisnis.
Dia melihat banyak perempuan-perempuan muda yang sukses mengelola bisnis.
Tak sekadar mendorong, Muhadjir siap memfasilitasi Nasyiah untuk bekerja sama dengan pelaku usaha dan merancang action plan. Muhadjir berharap ada kebangkitan pengusaha-pengusaha perempuan muda dari Nasyiatul Aisyiyah.
”Nasyiah harus mengamankan nasib perempuan Indonesia melalui keluarga,” pesan Muhadjir.
Sebagai informasi, Muhadjir Effendy saat ini menjadi Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2022-2027. Menurutnya, Tanwir Nasyiatul Aisyiyah sangat bagus sebagai momentum konsolidasi. Penguatan ekonomi keluarga menjadi salah satu fokus program Nasyiatul Aisyiyah yang juga tercantum dalam 10 pilar Keluarga Muda Tangguh.
Penulis Isnatul Chasanah Editor Sugeng Purwanto