PWMU.CO – Kunjungi Museum Satwa menjadi perjalanan outing class murid kelas 2 SD al-Kautsar Kota Pasuruan di Batu Secret Zoo, Kamis (11/1/2024).
Acara ini program Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Kurikulum Merdeka.
Rombongan berangkat ke Kota Batu naik bus pukul 06.30 dilepas oleh Kepala Sekolah Mustakin SPdI SPd.
Pukul 10.22 rombongan tiba di Batu Secret Zoo disambut pemandu wisata.
Siswa dibagi per kelompok dan mendapat Lembar Kerja Siswa untuk mencatat beragam jenis hewan.
“Adik – adik seharian ini kita akan belajar satwa ya, kakak bagi empat kelompok,” kata pemandu. Tiap kelompok mendapat satu pemandu yang mengajak tur di museum ini.
“Ini kenapa diam saja hewannya?” tanya murid.
Pemandu menjelaskan, seluruh hewan di Museum Satwa ini asli tapi sudah mati dan diawetkan. ”Mati alami ya bukan dibunuh atau ditembak,” jelas pemandu.
Ada banyak hewan yang diawetkan di Museum Satwa ini. Seperti blue wildebeest, black wildebeest, ostrich, dall sheep, yellow mongoose, collared peccary, puma, coa timundi, jaguar, cheetah, dan kanguru.
“Bagaimana kanguru bergerak?” tanya pemandu.
“Meloncat…” jawab serentak murid.
Dari sekian banyak pajangan hewan, unta paling menarik perhatian murid SD al- Kautsar.
”Ini kendaraan Nabi Muhammad dulu waktu berdakwah,” kata pemandu. ”Unta kendaraan paling mahal zaman itu,” tambahnya.
Perjalanan bergeser ke Wanantara Show untuk pemutaran film satwa. Sebelum pemutaran film, dua perwakilan kelompok maju di panggung. Ada delapan murid laki-laki dan perempuan.
Pemandu lalu meminta menyebutkan hewan apa saja yang ada di museum.
“Cheetah, ” jawab Yusro.
“Benar gak, adik-adik?” tanya pemandu.
“Benar,” jawab seluruh murid sambil bersorak meriah.
Lalu film diputar. Berjudul Lion King. Menceritakan petualangan anak singa Simba ke hutan rimba. Setelah menonton film kegiatan bebas. Di Batu Secret Zoo. Beda dengan di museum, di sini hewannya hidup.
Ada bekantan, kanguru, burung beo, meerkat, musang, kalong, kukang., ilama, dan berbagai hewan lainnya. Makin lengkap mereka belajar hewan.
Penulis Sumayyah el-Muslim Editor Sugeng Purwanto