PWMU.CO – Upacara bendera SMK Muhammadiyah 3 (SMK Matig) Cerme, Gresik, Jawa Timur dihadiri Kepala Unit Binmas Polsek Cerme, Bripka Miftachul Choiri SH. Ia bertindak sebagai pembina upacara pada Senin (15/1/2024).
Sementara itu, bertindak sebagai petugas upacara adalah Kelas XI Teknik Komputer Jaringan (TKJ) 1 dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Upacara hari itu terasa berbeda dari biasanya karena yang menjadi pembina adalah dari perwakilan Kapolsek Cerme.
Dalam amanatnya, Bripka Miftachul Choiri menjelaskan, Kapolsek Cerme berhalangan datang dan memerintahan Kanit Binmas untuk mewakili. Sebelum itu, dia membantu mengkoreksi petugas upacara yang sudah baik dalam melaksanakan tugasnya, tetapi masih ada peserta yang belum kondusif.
“Masih ada beberapa peserta upacara yang berbicara dan tertawa dengan temannya, serta tidak fokus mengikuti upacara. Semoga hal itu tidak terulang di upacara-upacara berikutnya,” ucapnya.
Dia juga menyampaikan harapan, agar para peserta upacara sudah mempersiapkan diri dan sarapan, agar bisa lebih fokus dalam upacara tersebut. “Saya menyampaikan rasa bangga dengan SMK Matig ini, dan saya ini juga termasuk kader Muhammadiyah,” katanya.
Dia menuturkan, Kapolsek Cerme berhalangan hadir karena semalam di daerah Kandangan Cerme ada konflik pesilat dan warga.
“Kronologinya ada pesilat yang melempari warga saat sedang ngopi di Kandangan. Mereka membawa senjata tajam (sajam) sehingga warga ikut tersulut emosinya dan mengkeroyok serta membakar motor pelaku,” ceritanya.
Oleh sebab itu, lanjutnya, pagi ini Kapolsek dipanggil Polres Gresik untuk menyampaikan kronologi tersebut. “Setelah dicek, pelaku ternyata masih berstatus sebagai pelajar,” terang Bripka Miftachul.
Oleh sebab itu, dia berpesan kepada siswa SMK Matig Cerme untuk tidak mengikut kegiatan silat yang tidak positif.
“Bila mengikuti kegiatan silat di sekolah tidak apa-apa karena ada guru yang mendampingi, sehingga bisa mengontrol emosi dan menggunakan ilmunya dengan benar. Selain itu, belajar silat di sekolah juga untuk menjaga nama baik SMK Matig,” katanya.
Selain menyampaikan amanah dari Kapolsek, Bripka Miftachul juga memerintahkan Aipda Suhartoyo selaku Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polsek Cerme untuk mengecek atribut perlengkapan siswa dan kendaraan yang sesuai aturan.
“Yakni wajib membawa helm, dilarang memakai knalpot brong, kendaraan harus ada plat nomor dan jangan sampai dimodifikasi tidak sesuai aturan,” tandasnya.
Dalam kegiatan itu, terjaring 9 siswa yang melanggar aturan sehingga kendaraan disita. Untuk sangsi diserahkan ke pihak sekolah.
Dari pihak kepolisian, mereka mengimbau para siswa untuk memakai helm, menertibkan pemakaian yang tidak standart dan pihak kepolisian sedang merazia knalpot brong.
“Tidak ada penilangan untuk kegiatan ini karena bertujuan untuk sosialisasi,” pungkasnya. (*)
Penulis Nurul Khusaini Editor Nely Izzatul