Pentingnya Etika Mahasiswa dalam Perkuliahan. Opini Alfain Jalaluddin Ramadlan (Mahasiswa Prodi S1 Ekonomi Syariah, Universitas Muhammadiyah Lamongan)
PWMU.CO – Dalam kurun waktu satu tahun kemarin (2023) media sosial diramaikan dengan maraknya kejadian seorang guru yang dianiaya oleh muridnya. Beberapa hal dipicu karena sang murid awalnya mendapatkan hukuman dari guru.
Di antara contoh yang terjadi ada di SMP di Luwu Utara pada (6/11/2023). Seorang guru dianiaya murid, bermula dari sang murid mendapat teguran dari gurunya. Begitu juga di Lamongan pada (15/11/2023), seorang guru dibacok oleh muridnya gara-gara ditegur tidak memakai sepatu. Lebih mirisnya lagi, ada tujuh mahasiswa di Pontianak (3/3/2023) menganiaya dosen, dengan alasan karena dendam.
Maraknya kasus kekerasan dan kriminalisasi terhadap guru tersebut, membuat guru seperti tidak memiliki otoritas terhadap anak didiknya. Mereka seakan terancam ketika menghukum anak didiknya saat berbuat salah. Tak jarang, anak didik menjadi tidak beretika ketika berinteraksi dengan guru karena mereka merasa dilindungi oleh Undang-undang (UU).
Berbicara tentang etika, akhir-akhir ini kata itu juga sangat ramai diperbincangkan dan diperdebatkan oleh masyarakat Indonesia. Hal tersebut dipicu adanya debat calon presiden dan wakil presiden yang membahas tentang standar etika.
Etika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah nilai moral dan norma yang menjadi pedoman, baik bagi suatu individu maupun suatu kelompok, dalam mengatur tindakan atau perilaku. Di KBBI juga dijelaskan, bahwa etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
Sementara etika bagi seorang mahasiswa merupakan dasar dari pembentukan karakter mereka. Seorang mahasiswa yang berkarakter maka akan memiliki etika yang baik. Mahasiswa harus menerapkan etika dengan baik. Misalnya dengan berkomunikasi dan menghormati dosen sebagai pendidik. Mahasiswa yang memiliki etika maka akan sanggup memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai pembelajar.
Peran Etika Bagi Mahasiswa
Dalam kitab ta’limul muta’alim dijelaskan tentang hubungan murid dan guru. Dalam kitab tersebut, dibahas bahwa seorang pelajar tidak akan memperoleh kesuksesan ilmu dan ilmunya tidak bermanfaat jika tidak menghormati ilmu, ahli ilmu, dan menghormati kemuliaan gurunya.
Oleh karena itu, seorang mahasiswa yang juga kaum intelektual, seharusnya dalam kegiatan sehari-hari memiliki etika yang baik. Apalagi mahasiswa yang notabene merupakan kaum terpelajar. Etika sangat penting dijunjung tinggi, karena menjadi pegangan dalam mengatur tindakan dan prilaku.
Mahasiswa adalah sebutan bagi orang yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Mahasiswa merupakan kaum muda terpelajar yang siap menjadi agen perubahan dan mampu bersaing, serta menjadi panutan.
Etika yang baik menjadi hal yang penting bagi mahasiswa, agar perilaku mereka senantiasa terjaga dalam pergaulan. Karena jika bergaul dengan etika yang baik, tentu akan membawa hal baik tersendiri, apalagi dalam dunia perkuliahan. Jika seorang mahasiswa mempunyai etika baik, maka akan menjadi nilai tambah dan menjadi contoh bagi yang lain.
Apalagi jika etika yang baik itu diimplementasikan dan diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari, lalu diperhatikan oleh jajaran rektorat dan para dosen. Tentu mahasiswa akan menjadi orang kepercayaan dan mendapat nilai tambahan.
Mahasiswa sebagai agen perubahan harus belajar lebih banyak tentang etika. Ia dibutuhkan dalam dunia perkuliahan untuk bisa berpikir kritis dalam menentukan pilihan, menentukan sikap, dan bertindak secara benar.
Namun, standar etika tidak hanya tentang menghormati dosen, melainkan ada juga prinsip-prinsip dasar akademik yang menjadi pegangan dalam menjalani kehidupan di kampus. Setiap perguruan tinggi memiliki kode etik yang tidak boleh dilanggar. Seseorang akan tercela sebagai civitas akademik apabila dia melakukan hal tersebut.
Enam Etika Penting saat Kuliah
Atas dasar itu, penulis memberikan beberapa pandangan etika di dunia kampus yang perlu diinternalisasi dalam diri mahasiswa. Melansir dari unggahan Balai Pengelolaan Pengujian Pendidikan (BP3) Kemdikbud, ada 6 etika penting saat kuliah.
Pertama, kejujuran akademik. Jaga kejujuran dalam semua aspek akademik, termasuk mengerjakan tugas, ujian, dan penelitian. Hindari plagiat dan kecurangan akademik lainnya.
Kedua, hormati dosen dan staf kampus. Biasakan untuk berlaku sopan, menghormati dosen dan staf kampus. Gunakan bahasa yang sopan. Usahakan tidak menggunakan bahasa yang terlalu informal saat berbicara atau berinteraksi dengan siapa pun.
Ketiga, menghargai perbedaan pendapat. Saat berkuliah nanti, kamu akan menemui berbagai pandangan dan pendapat yang beragam. Jadi, belajar lah untuk menghormati sudut pandang orang lain. Jangan sampai memaksakan pendapat dan tidak mau menerima pendapat orang lain.
Keempat, kerja sama dan etika dalam tugas kelompok. Biasakan untuk berlaku jujur dan adil dalam tugas kelompok. Berpartisipasilah secara aktif, bagilah tanggung jawab secara adil, dan hargai kontribusi dari setiap anggota tim.
Kelima, tanggung jawab terhadap diri sendiri. Selain bertanggung jawab terhadap orang lain, kamu juga harus bertanggung jawab pada diri sendiri. Artinya, belajarlah mengelola waktu dengan baik, jangan menunda pekerjaan, dan tetap berfokus pada tujuan akademik maupun non akademikmu.
Keenam, hormati fasilitas dan lingkungan kampus. Ingatlah untuk selalu menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan kampus. Hindari penyalahgunaan fasilitas kampus. Hal terpenting, jangan lupa untuk selalu mengikuti aturan dan regulasi yang berlaku di kampus terkait fasilitas kampus.
Lima Prinsip Etika Tambahan
Selain itu penulis menambahkan beberapa etika yang harus diperhatikan oleh mahasiswa di perkuliahan.
Pertama, anggaplah sesama mahasiswa sebagai teman sejawat yang harus saling membantu dan jadikanlah sebagai pesaing secara sehat dalam berkompetisi meraih prestasi akademis.
Kedua, menjunjung tinggi kejujuran, dalam dunia perkuliahan menghindari tindakan menyontek, plagiat, memalsu tandatangan kehadiran dan tindakan menyalahi aturan lainnya.
Ketiga, berpenampilan sopan. Memakai pakaian yang rapi, bersepatu, tidak memakai kaos tanpa kerah, dan jangan berpakaian ketat dan rok mini bagi mahasiswa perempuan. Selain itu, tidak berpakaian dengan menggunakan bahan yang tembus pandang/transparan
Keempat, berfikir kritis, rasional dan ilmiah dalam menerima ilmu pengetahuan baru, bisa mempertimbangkan mana yang benar dan mana yang salah.
Kelima, mempunyai prinsip yang jelas dalam berpendirian di dasari dengan kerendahan hati tanpa harus tampak sombong. (*)
Editor Nely Izzatul