PWMU.CO – Ribuan pelajar Muhammadiyah se-Kota Surabaya berduyun-duyun memenuhi tribun auditorium Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementrian Kesehatan (Kemenkes) Kota Surabaya. Tidak lain untuk menyemarakkan acara pembukaan Musyawarah Daerah (Musyda) XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Surabaya.
Ketua Umum Pimpinan Wilayah (PW) IPM Jawa Timur Syahrul Ramadhan dalam sambutannya mengaku terharu melihat antusiasme pelajar Muhammadiyah se-Kota Surabaya. Bahkan dirinya sempat meneteskan air mata, terharu melihat banyaknya pelajar yang hadir di pembukaan Musyda.
(Baca: Resepsi Milad IPM ke-56 Buktikan #KaryaNyata Bukan Omdo)
”Perasaan saya bergetar melihat luar biasanya pelajar Muhammadiyah Kota Surabaya. Hingga, saya menangis terharu. Antusiasme ini menandakan bahwa Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) bukan hanya milik pimpinannya saja. Tapi seluruh pelajar Muhammadiyah adalah kader IPM,” ujarnya, Sabtu (29/7) kemarin.
Bersamaan dengan acara pembukaan Musyda XX IPM Surabaya, Pimpinan Daerah (PD) IPM Surabaya juga menyelenggarakan upacara penutupan Forum Ta’aruf dan Orientasi Siswa (Fortasi) se-Kota Surabaya. ”Fortasi merupakan syahadat awal bagi pelajar di sekolah Muhammadiyah untuk dinyatakan sebagai kader Muhammadiyah,” ujar Riandy, Ketua Pelaksana Kegiatan.
Riandy pun mengucap syukur karena Fortasi di tahun 2017 ini dilaksanakan oleh seluruh sekolah Muhammadiyah untuk tingkat SMP dan SMA sederajat.”Alhamdulillah, 100 persen sekolah Muhammadiyah tingkat SMP dan SMA sudah menggunakan nama Fortasi beserta silabusnya,” ungkapnya.
(Baca juga: PP IPM Serukan Sekolah Jalankan Masa Orientasi yang Menggembirakan Siswa)
Ia memaparkan, pada tahun 2016 lalu, hanya 95 persen sekolah Muhammadiyah se-Surabaya memakai nama Fortasi. Selebihnya masih memakai nama layanan orientasi siswa (LOS) dan Fortasi. ”Mungkin tahun kemarin, Kepala Sekolah Muhammadiyah masih takut kepada Bapak Ikhsan, Kepala Dispendik. Padahal, beliau ini orangnya baik sekali,” curhatnya.
Sementara itu, Perwakilan Dinas Pendidikan Sudarminto sangat setuju dengan argumen yang dipaparkan oleh Syahrul, bahwa IPM adalah tempat pelajar-pelajar yang mampu menjawab permasalahan zaman modern saat ini dan yang akan datang.”IPM betul-betul dapat memberi manfaat pada diri sendiri, orang tua dan masyarakat sekitar,” ungkap Sudarminto.(ayn/aan)