PWMU.CO – KMTNA diubah menjadi Keluarga Muda Tangguh. Hal itu disampaikan Sekretaris I Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA), Hanif Muallifah MPd, pada kegiatan Kupas Tuntas Keluarga Muda Tangguh Nasyiatul Aisyiyah (KMTNA) yang digelar Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Lamongan.
Kegiatan tersebut digelar secara online melalui Zoom dan offline di ruang rapat Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan pada, Ahad (22/1/2024). Peserta merupakan seluruh Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) dan Pimpinan Ranting Nasyiatul Aisyiyah (PRNA) Se-Daerah Lamongan.
Dalam sambutannya, Ketua PDNA Lamongan Arika Karim menyampaikan setidaknya ada dua amunisi yang harus dimiliki pimpinan Nasyiatul Aisyiyah dalam mengemban amanah perjuangannya.
“Amunisi pertama tentang rumus dunia ada empat, yaitu ridho an-naas la tudrak (keridhoan semua manusia, tidak akan kita dapatkan), kedua laa salamata minannas (tidak akan selamat dari godaan manusia), ketiga, laa roh fid dunya (tidak ada kenyamanan di dunia), keempat, laa najaha minal maut (tidak akan selamat dari kematian),” ucapnya.
Oleh karena itu, Arika Karim berharap, setelah para pimpinan nasyiah memahami rumus dunia tersebut, mampu menjadikan mereka tetap tangguh saat dihadapkan gelombang cobaan perjuangan.
“Kemudian amunisi kedua, yaitu mempelajari branding Nasyiah yaitu KMTNA yang akan dibahas oleh Ayunda Hanif Muallifah hari ini,” jelasnya.
Pada pemaparan materinya, Hanif Mualifah mengatakan, bahwa Lamongan merupakan PDNA pertama yang mendapatkan informasi awal setelah forum Tanwir di Pontianak.
“Bahwa KMTNA diubah menjadi Keluarga Muda Tangguh. Dan ada beberapa pilar yang diubah pada periode 2016-2022 ini setelah mengalami penyesuaian,” terangnya.
Menurutnya, perubahan ini dilakukan agar lebih inklusif. Sehingga harapannya keluarga di manapun mempunyai ketangguhan. “Kita juga ingin membumikan istilah ini tanpa singkatan, sehingga ke depan penyebutannya cukup Keluarga Muda Tangguh saja,” jelasnya.
Sepuluh Pilar dan Perubahannya
Berikut 10 Pilar KMTNA
- Kokoh akidah dan akhlakul karimah
- Sehat jasmani, rohani, dan lingkungan
- Kemandirian
- Keadilan dengan semangat al-Ma’un
- Misi perdamaian
- Demokrasi
- Anti kekerasan
- Kesetaraan akses
- Ramah lingkungan atau ecofamily
- Tanggap bencana
Kemudian pada periode 2022-2026 direvisi menjadi
- Kokoh aqidah dan akhlak
- Literasi
- Sehat fisik, psikis dan spritual
- Keadilan dengan semangat al-Maun
- Kesalingan dan kesetaraan akses
- Kemandirian
- Misi perdamaian
- Anti kekerasan
- Ramah lingkungan
- Tanggap bencana
Hanif berharap, sepuluh pilar itu menjadi value dari setiap program kerja yang dilakukan.
“Maka setelah ini bisa dipreteli kembali seluruh program yang direncanakan apakah sudah mengandung nilai dari sepuluh pilar tersebut?” tuturnya. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Nely Izzatul