PWMU.CO – Kelas Social Media for Branding (SMB) makin diminati Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Ini termasuk salah satu kelas School of Creative Communication (SCDC), program universitas yang memungkinkan mahasiswa memiliki pilihan ikut Center of Excellent (CoE). Kelas ini sudah berjalan dua tahun terakhir.
Ketua Prodi Komunikasi UMM Nasrullah SSos MSi mengungkap, tahun kedua penyelenggaraan kelas SMB semakin baik dan makin diminati. “Namun demikian, baik pelaksaan tahun lalu maupun sekarang sama-sama harus ditempuh dua semester,” ungkapnya.
Maksudnya, terdiri dari satu semester berbentuk training dengan kurikulum khusus yang dirancang bersama prodi dan mitra dunia usaha dunia industri (DUDI). Satu semester berikutnya, mahasiswa internship di perusahaan mitra.
“Lewat CoE ini mahasiswa mendapatkan keunggulan materi training yang lebih intens, praktik simulasi, hingga magang di tempat kerja yang sesungguhnya,” kata Nasrullah usai melepas 40 peserta internship kelas SMB ke 17 instansi mitra Komunikasi UMM pekan lalu.
Lebih lanjut, Nasrullah merinci, pada kelas SMB, mahasiswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan terkait pemanfaatan dan pengelolaan media sosial sebagai sarana branding. Materi ini meliputi strategi pemanfaatan fitur, Key Opinion Leader (KOL), optimasi konten, hingga implementasi dalam berbagai platform media sosial sesuai dengan kebutuhan.
Person in Charge (PIC) CoE SCDC Widiya Yutanti menerangkan, kelas SMB untuk mahasiswa semester V dan dibuka untuk prodi lain di UMM. Mode perkuliahan dilakukan secara hybrid dan blended. Tahun ini instruktur yang terlibat dari praktisi DUDI. Antara lain dari PT Sosialoka Indonesia, Cover Clearance, Archipelagroove dan CMLabs, serta dosen Komunikasi UMM.
“Pertemuan kelas bisa dua sampai lima kali dalam sepekan, sehingga mencapai lebih kurang 84 kali pertemuan. Sedangkan internship selama empat bulan sesuai semester sehingga ini ekuivalen dengan 20 SKS tiap semester,” rinci Widiya yang juga Kepala Lab Komunikasi UMM ini.
Kelebihan mahasiswa yang mengikuti kelas SMB, kata Widiya, ialah memperoleh kuliah dengan nilai mata kuliah khusus yang tertera di transkripnya.
Mata kuliah-mata kuliah tersebut adalah Research for Social Media (3 SKS), Social Media Structure (3 SKS), Social Media Strategy (3 SKS), Digital Performance Marketing (3 SKS), Project Management (3 SKS), Social Media Optimization Practice (5 SKS) dan Internship on Social Media Optimization (20 SKS).
“Untuk mendapatkan nilai tersebut mahasiswa wajib mengikuti secara intensif materi-materi dengan kurikulum khusus,” sambung Widiya.
Yakni Introduction to Social Media, Netnografi, Social Media Listening and Monitoring, PESO, Target Audience of Social Media, Multiplatform Strategy, AI for Social Media Practices, Social Media Persona, Personal Branding for Social Media, Social Media Tactic and Trick, Social Media Campaign, Social Media Ethics dan Content Pillar and Content Plan.
Selain itu, materi lainnya meliputi Content Strategy for Branding, Copywriting for Social Media, Brand Storytelling for Social Media, KOL Optimization, Digital Performance Marketing, Dashboard Ads, Social Media Analytic, Social Media and Ads Report, Social Media Security System, Presentation and Public Speaking, Case Study dan Project Management.
Dekatkan Dunia Kerja
Miftah Farid, CEO PT Sosialoka Indonesia, mengakui program CoE UMM ini sangat baik untuk mendekatkan calon lulusan pada dunia kerja. “Tidak hanya materi di kelas, simulasi dan praktik di tempat kerja melalui magang juga sangat diperlukan untuk melatih keterampilan dan mental. Pengetahuan, skill dan mental itu dapat diperoleh ketika internship,” ungkapnya.
Nasrullah optimis, CoE Komunikasi UMM dapat memberikan pembekalan lebih kuat lagi bagi mahasiswa. Dia menilai, “Selain yang menempuh kuliah regular, kuliah khusus di kelas CoE ini merupakan pilihan yang sangat tepat bagi yang telah memiliki kekhususan pilihan kerja di bidang digital communicaton.”
“Penciri Komunikasi UMM sekarang kan creative digital communication, jadi program khusus ini sekaligus menjadi pembeda dengan prodi-prodi Komunikasi di kampus lain,” tambahnya.
Meski demikian, Nasrullah tidak menampik kandungan praktis dari CoE ini lebih kental. Hal ini tetap terjamin dengan kekuatan materi konseptual dan manajerial agar standar lulusan S1 tetap terpenuhi sesuai SKKNI level 6. “Pada level ini, skill praktis dan koseptual harus seimbang. Lulusan kami harus professional, yang berbeda dengan vokasional,” tegasnya.
Rektor UMM Prof Dr Syamsul Arifin MSi mengapresiasi cara Komunikasi UMM merancang kelas CoEnya. Pihaknya percaya, pelaksanaannya telah mempertimbangkan berbagai aspek. Termasuk tidak meninggalkan aspek filosofis pendidikan tinggi level sarjana.
“Go a head, Komunikasi! Insyaallah lulusannya mahir dan profesional. Ini adalah cara tepat untuk mahasiswa dalam menemukan masa depan yang autentik,” tutupnya usai memberi sambutan pelepasan peserta internship.
Hal senada diungkapkan Dekan FISIP Prof Muslimin Machmud. Menurutnya, di antara lima Prodi di FISIP, Komunikasi merupakan contoh yang baik sebagai pelaksana CoE yang mengintegrasikan teori dan praktik dan menggandeng mitra industri secara tepat. (*)
Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni