PWMU.CO – Mengasah kepekaan sosial. Hal ini menjadi tema ceramah dalam Pengajian Ahad Pagi di Masjid At-Taqwa Cluring Banyuwangi Jawa Timur, Ahad (28/1/2024).
Bertindak sebagai Penceramah adalah Ketua Majelis Pustaka Informasi dan Digitalisasi (MPID) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyuwangi, Taufiqur Rohman MPdI.
Tepat pukul 06.00 WIB, pengajian ini dimulai. Dihadiri oleh segenap Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Cluring, Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Cluring, Pimpinan Ranting Muhammadiyah dan Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRM dan PRA) se-Cabang Cluring, serta jamaah laki-laki dan perempuan.
Di awal ceramahnya Taufiqur Rohman mengajak jamaah untuk tetap istikamah mengikuti kajian. “Pengajian ini merupakan salah satu cara untuk mengasah kepekaan sosial kita,” ujarnya.
“Mengapa begitu, bapak dan ibu?” tanyanya retoris. Karena kepekaan sosial itu terlahir dari kepekaan spiritual. Dengan cara mengaji seperti ini orang menjadi shalih spiritual, sehingga ia akan tergerak untuk shalih sosial.
Dia menjelaskan orang yang shalih sosial, seperti menolong fakir miskin, membantu biaya pendidikan, menyantuni anak yatim, dan menyumbang dana dakwah. Semua itu akan diterima Allah, jika dilakukan atas dasar keimanan.
“Tapi kalau itu dilakukan hanya karena musiman, misalkan saat musim politik, untuk kepentingan pribadi, maka itu tidak akan mendapatkan pahala dari Allah,” ulasnya.
Selanjutnya Taufiqur Rohman membacakan ayat al-Quran Surat al-Araf ayat 179. Di ayat tersebut dijelaskan ancaman neraka jahanam. Hal ini ditujukan bagi orang-orang yang tidak mau mengasah kepekaan spiritualnya, sehingga tidak tumbuh kepekaan sosialnya.
“Lalu, apa saja yang perlu diasah?” tanyakanya.
“Seseorang harus menggunakan hatinya untuk memahami dan merasakan ayat-ayat Allah. Berikutnya, yang harus diasah adalah daya penglihatan. Dan yang terakhir adalah pendengarannya,” ulasnya.
Untuk mengetahui lebih detail ancaman bagi orang yang tidak peka sosial, Taufiqur Rohman menjelaskan ayat al-Quran Surat at-Taubah ayat 35. Orang-orang yang menyimpan emas dan perak, padahal sudah jatuh nisab zakat, tapi ia enggan untuk berzakat. Maka, orang itu akan mendapat siksa neraka jahanam. Dengan disetrika dahinya, lambung, dan juga disetrika punggungnya.
Pukul 7.00, pengajian yang berlangsung selama satu ini diakhiri. Setelah itu jamaah bersama-sama menyantap sarapan pagi yang telah disediakan oleh panitia. (*)
Penulis Ghulam Bana Islama. Editor Ichwan Arif.