PWMU.CO – PWNA Jatim mengadakan webinar memperingati Hari Gizi Nasional, Kamis (25/1/2024).
Webinar diikuti oleh 65 peserta dari PDNA, PCNA, dan PRNA berbagai daerah se-Jatim.
Ketua Bidang Kesehatan Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jatim Rifka Fatimatuz Zahro SKM mengatakan, tema webinar membahas pentingnya protein hewani untuk remaja dan 1.000 HPK sebagai upaya pecegahan stunting.
Rifka berterima kasih kepada dua narasumber dari Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiyah (PCIA) Taiwan Ceria Cipta Nuraini. Dia mahasiswa Indonesia yang saat ini studi Ilmu Kesehatan di Taiwan.
“Terima kasih PCIA Taiwan yang sudah berkolaborasi dengan PWNA Jatim. Ini upaya dalam mewujudkan misi Nasyiah untuk mendunia,” katanya.
Ceria Cipta Nuraini mengupas pentingnya protein untuk kesehatan remaja.
“Fase remaja mengalami pertumbuhan yang pesat, perubahan hormonal dan perkembangan kognitif, maka asupan protein yang cukup berperan penting dalam mendukung proses tersebut,” katanya.
“Penuhi kebutuhan protein dengan sumber protein rendah lemak dari unggas, ikan, produk susu, kacang-kacangan, dan biji-bijian dalam makanan sehari hari,” ujarnya.
Sementara pembicara kedua Vika Ramadhana Fitriyani SKep Ners yang juga Ketua PCIA Taiwan mengupas Seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK) sebagai upaya pencegahan stunting.
Dia menjelaskan, Seribu HPK dimulai sejak usia 0-9 bulan dalam kandungan sampai bayi usia 0-2 tahun.
“Perbaikan gizi dimulai dari awal kehamilan sampai bayi usia 2 tahun yang juga sering disebut periode emas atau golden period, Karena pertumbuhan otak mencapai 80 persen. Begitupun dengan organ lainnya,” katanya.
“Jika terjadi kurang gizi pada fase tersebut, maka akan terjadi keterlambatan pertunbuhan otak dan fisik termasuk stunting,” jelasnya.
Dia menerangkan, stunting merupakan keadaan tinggi badan anak tidak sesuai usianya.
“Maka gerakan Seribu HPK untuk mencegah stunting perlu dilakukan yang terbagi dalam tiga periode,” kata Vika yang perawat di rumah sakit Taiwan.
Periode dalam kandungan (280 hari) perlu makanan gizi seimbang dan tablet tambah darah, asam folat, kalsium serta vitamin A dan D.
“Periksa hamil minimal enam kali selama kehamilan pada tenaga kesehatan berkompeten,” tambahnya.
Periode kedua bayi usia 0 sampai 6 bulan (180 hari). “Melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) dan memberikan ASI saja. ASI eksklusif selama enam bulan penting dilakukan untuk mencegah stunting,” tutur
Periode ketiga, bayi usia 6 sampai 24 bulan atau 540 hari. Berikan Makanan Pendamping ASI kaya protein dan imunisasi lengkap untuk memenuhi hak anak.
Di akhir acara, Vika berpesan agar selalu menerapkan ABCDE untuk mencegah stunting dalam Seribu HPK.
“ABCDE adalah Aktif minum tablet tambah darah, Bumil teratur cek kehamilan, Cukup konsumsi protein hewani untuk MP ASI, Datang ke posyandu setiap bulan, dan berikan ASI eksklusif selama enam bulan,” jelasnya
Penulis Nurul Afianah Editor Sugeng Purwanto