PWMU.CO – Menjaga ukhuwah di tahun politik, sebuah pesan yang menggema di Safari Ahad Subuh (SAS) BKMM Sidoarjo, Ahad (28/1/24).
Tausiah tersebut disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo MisbachSAg MPd, dalam Safari Ahad Subuh ( SAS) yang digelar Badan Koordinasi Masjid Muhammadiyah Sidoarjo (BKMMS) pada tiap Ahad ke -2 dan ke-4.
Kegiatan kali ini dilaksanakan di Masjid Ittihadul Jiron Kureksari, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, yang dihadiri takmir masjid Muhammadiyah se-Sidoarjo, pimpinan BKMMS, serta para jamaah Masjid Ittihadul Jiron.
Sejak pukul 03.00 jamaah mulai berdatangan memenuhi masjid hingga meluber ke halaman. Akbar Muzakki, ketua takmir mengungkapkan rasa bangganya. “Seandainya jamaah shalat Subuh seperti ini, pasti Yahudi takut pada umat Islam,” sambutnya.
Dalam tausiahnya, Wakil Ketua PDM Misbach membukanya dengan membaca al-Quran Surat an-Nisa ayat 58:
۞ اِنَّ اللّٰهَ يَاۡمُرُكُمۡ اَنۡ تُؤَدُّوا الۡاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهۡلِهَا ۙ وَاِذَا حَكَمۡتُمۡ بَيۡنَ النَّاسِ اَنۡ تَحۡكُمُوۡا بِالۡعَدۡلِ ؕ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمۡ بِهٖ ؕ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيۡعًۢا بَصِيۡرًا
“Sesungguhnya Allah menyuruhmu menyampaikan amanah kepada pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaknya kamu tetapkan secara adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang paling baik kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengawasi.”
Dia kemudian melanjutkan. “Bagaimana indikator yang layak menerima amanah dalam konteks memilih pemimpin?” tanyanya pada jamaah.
Waka Ismuba SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda) itu lalu mengutip pendapat Ibnu Taimiyah dalam Siyasah Syar’iyyah. “Memilih pemimpin sesuai situasi dan kondisi yang dihadapi, mempunyai kompetensi kekuatan (quwwah) dan integritas (amanah),” tambahnya.
Menjaga Ukhuwah
Mubalig yang aktif di persyarikatan sejak pelajar ini, kemudian memberi contoh antara sahabat Khalid bin Walid dan Abu Dzar al Ghifari. “Dalam perang yang sering dipilih menjadi pemimpin perang adalah Khalid, bukan Abu Dzar yang jujur dan lembut,” terangnya.
Karena, sambungnya, untuk menghadapi para preman atau bromocorah, dibutuhkan pemimpin yang mempunyai karakter kuat, berani, dan tegas serta berkarakter. “Dan itu dimiliki Khalid bin Walid,” paparnya.
Menghadapi masyarakat yang bermacam-macam, kata dia, dibutuhkan kekuatan kekuasaan untuk mengubah kemungkaran. Lantas dia mengutip sabda nabi, man ra’a minkum mungkaran falyughayyirhu bi yadihi,”Barangsiapa di antara kalian melihat kemunkaran, hendaklah dia mengubah dengan tangannya.”
Di akhir ceramahnya, Misbach membaca surat al-Baqarah ayat 216: “Diwajibkan atasmu berperang, padahal itu kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.”
Dalam konteks memilih pemimpin, sambungnya, bisa jadi apa yang dibenci di antara calon, tapi baik menurut Allah. Juga bisa jadi yang sangat dicintai, itu tidak baik menurut Allah. Ayah dua anak ini lalu mengingatkan pada jamaah, agar di tahun politik ini untuk tetap menjaga ukhuwah islamiyah di tengah perbedaan. (*)
Penulis Ridwan Manan. Editor Darul Setiawan.