PWMU.CO – Dadakan, saya membaca puisi pada penutupan Musyawarah Wilayah (Musywil) Ke-5 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW) Jawa Timur (Jatim) di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Ahad (21/1/2024).
Ini bukanlah sesuatu yang saya rencanakan namun begitu ingin saya persembahkan. Saya utusan Kwartir Daerah Kota Batu sekaligus salah satu panitia pemilihan. Saya juga salah satu pengurus Kwartir Wilayah terpilih periode 2023-2028.
Usai melihat salah satu musyawirin turut mengisi acara dengan berpuisi, hati saya tersentuh untuk bisa ikut serta memberikan kenang-kenangan terindah pada penutupan Musyawarah Wilayah Ke-5 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Jawa Timur di Surabaya.
Alhamdulillah, tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya saya bisa menemukan puisi yang tepat. Yakni puisi karya saya sendiri berjudul “Pembela Tanah Air”. Saya menulisnya pada 12 Agustus 2023.
Puisi itu bermakna, hilangnya seorang ksatria (Hizbul Wathan) dikarenakan seorang oknum sehingga harus dilebur dan kehilangan nyawa. Setelah ksatria tersebut bangkit (Hizbul Wathan dibangkitkan kembali) jangan sampai lemah tanpa kekuatan bahkan demi kepentingan individu menghancurkan diri dan organisasinya sendiri.
Bagi saya, membaca puisi adalah hal yang biasa karena hobi. Tetapi membaca puisi di hadapan 400 lebih peserta Musywil pandu Hizbul Wathan itu luar biasa. Ada rasa grogi sekaligus bangga telah mendapat kesempatan untuk bisa tampil di acara tersebut.
Semoga ke depan, Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan semakin jaya, semakin dikenal masyarakat dan sebagai pandu yang menjadi panutan/suri tauladan untuk semua kebaikan.
Berikut isi lengkap puisinya.
Pembela Tanah Air
Karya: Murni Novida Wardany
Aku yang tak mengerti makna butiran-butiran air mata
jatuh menetes di pipi yang mulai tampak lusuh
usai disuguhkan kisah dramatis meregangnya nyawa ksatria
di tanah kelahirannya saat segerombolan perompak membuat rusuh
Butiran-butiran air mata yang jatuh tak sia-sia
ada makna di dalamnya yang tak sedikitpun manusia memahaminya
apakah seorang pembela tanah air hanya tinggal nama?
qpakah masih akan ada yang bisa membangkitkannya?
Sinar surya yang memancarkan cahaya ke seluruh penjuru negeri
membawa seribu harapan dan impian yang kekal dan abadi
esok pasti kan ada ksatria-ksatria yang akan kembali datang untuk negeri
sang pembela tanah air yang bangkit untuk meraih semua harga diri
Berjuanglah! Teruslah berjuang ksatria
karena kini bukan hanya segerombolan perompak yang akan membuat rusuh tanah kelahiranmu
melainkan kemunafikan dan kekejaman pendusta
sengkuni yang menari di balik topeng-topeng semu. (*)
Penulis Murni Novida Wardany Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni