PWMU.CO – Utusan Rasulullah saw mulai dikirim kepada raja-raja negeri tetangga setelah negeri Madinah sudah kuat. Misinya membina hubungan diplomatik, mengenalkan diri sebagai penguasa negeri Madinah, dan mengajak kepada ajaran Islam.
Untuk kepentingan itu Rasulullah menunjuk beberapa sahabat menjadi utusan yang dikirim ke raja negeri tetangga.
Sikap raja negeri tetangga ada yang menyambut baik, ada yang mengejek, ada juga yang menghina.
Dalam buku Sirah Nabawiyah karya al-Hafidh Abdul Ghoni, utusan Rasulullah saw yang diutus menjadi duta negeri adalah
1. Amr bin Umayyah ad-Dhamri.
Dia dikirim ke Najasyi Habsyah (Abesinia) bernama Ashamah di Afrika. Ini negeri Kristen. Najasyi menerima surat Nabi saw dan meletakkannya di antara kedua matanya sebagai tanda menghormati ajakan Rasulullah.
Ketika rombongan Ja’far bin Abi Thalib hijrah ke negaranya, dia meminta kejelasan beda dan persamaan antara Islam dan Kristen.
Dia tertarik ajaran Islam hingga bersyahadat. Namun kabar raja masuk Islam ini membuat pejabat dan rakyat bergejolak. Bersyukur dia bisa memadamkan pemberontakan itu.
Saat Najasyi wafat, Nabi Muhammad saw melaksanakan shalat gaib.
2. Dihyah bin Khalifah
Dia diutus ke Gubernur Romawi Heraklius di Syam. Heraklius bertanya tentang sosok Rasulullah saw dan meyakini kebenaran risalahnya.
Ia ingin memeluk Islam tapi pejabat Romawi mengancam akan menurunkan jabatannya sehingga ia membatalkan keinginan itu.
3. Abdullah bin Huzafah as-Sahmi
Dia diutus ke Kisra Persia. Setelah menerima surat Nabi saw, Kisra merobek-robek surat itu karena merasa terhina diajak masuk Islam. Persia menganut Majusi.
Mendengar laporan perobekan itu, Nabi saw berdoa; Semoga Allah swt menghancurkan kerajaannya.”
4. Hatib bin Abi Baltaah al-Lahkmi
Dia dikirim ke Muqauqis Raja Ikandariyah Mesir. Muqauqis menyambut baik tapi menolak masuk Islam.
Sebagai tanda persahabatan dia mengirim hadiah dua perempuan yaitu Maria al-Qibtiyah dan saudarinya Sirin.
Nabi saw memperistri Maria yang melahirkan Ibrahim. Namun meninggal dunia waktu bayi.
Sirin diberikan kepada Hassan bin Tsabit yang melahirkan anak diberi nama Abdurrahman bin Hassan.
5. Amr bin al-Ash
Dia diutus ke Raja Oman Jaifar dan Abd bin Julandi dari Azd. Keduanya beriman dan memeluk Islam dan bersedia membayar zakar untuk Madinah. Amr menetap di negeri itu mengajar Islam sampai Rasulullah saw wafat.
6. Salith bin Amr bin al-Amiri
Dia diutus ke Yamamah menemui Wali negeri Haudzah bin Ali al-Hanafi. Haudzah menulis surat balasan kepada Nabi saw: “Alangkah mulia dan indahnya ajaran yang kau serukan. Saya adalah penyeru dan penyair kaumku. Berikanlah aku sebagian kekuasaan“.
Rasulullah saw tidak mau mengabulkan keinginannya. Haudzah tidak masuk Islam dan wafat ketika fathu Mekah.
7. Syuja bin Wahb al-Asadi
Dia diutus ke Harits bin Abi Syamr al-Ghassani Wali negeri Balqa suatu daerah di Syam yang masuk kekuasaan Romawi.
Syuja bercerita: Setibanya aku di sana ia sedang berada di dataran renda Damaskus. Lalu membaca surat Nabi saw dan membuangnya seraya berkata: Saya akan datang kepadanya. Tapi Kaisar mencegahnya.
8. Abu Umayyah al-Makhzumi diutus ke al-Harits al-Himyari Yaman
9. Al-Ala’ bin al-Hadromi
Dia diutus ke Munzir bin Sawa al-Abdi Raja Bahrain dan membawa surat Nabi saw yang menyerukan kepada agama Islam, ia pun masuk Islam.
10. Abu Musa al-Asyari dan Muadz bin Jabal al-Anshari
Mereka diutus ke Yaman menyeru kepada Islam. Penduduk Yaman dan para penguasanya pun masuk Islam.
Editor Sugeng Purwanto