PWMU.CO – Program Anies Baswedan mengatasi pendidikan disampaikan dalam Debat Capres yang dilaksanakan KPU di Jakarta Covention Center, Ahad (4/2/2024) malam.
Pertanyaan dibacakan presenter: Tanggung jawab dosen makin berat, namun konstribusinya kurang dihargai, meskipun anggaran pendidikan mencapai 20 persen APBN. Kualitas pendidikan terhambat oleh kecilnya gaji, minimnya fasilitas dan beban administrasi yang berlebihan.
Pertanyaannya bagaimana komitmen dan apa program yang akan dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan atas kompetensi guru dan dosen?
Dalam waktu dua menit, Capres Anies Rasyid Baswedan menjawab, ketika berbicara tentang mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pendidik menjadi kuncinya.
”Kita ingin pendidik bisa mendidik anak-anak kita, karena itu kita harus bertanggung jawab dengan penuh atas kesejahteraan pendidiknya. Agar dia bisa kosentrasi untuk mendidik anak-anak kita,” tutur mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Prinsip itu harus dipegang oleh seluruh penanggung jawab kebijakan di seluruh Indonesia.
”Kalau kita mempunyai pegangan itu, maka terjemahannya mudah. Yaitu apakah tenaga pendidikan sudah mendapat penghasilan yang adil dan setara,” ujarnya.
Jadi, kata Abah Anies, panggilan akrabnya, masalah yang kita miliki sekarang adalah puluhan ribu guru honorer yang belum di angkat guru P3K, ada 1,6 juta guru yang belum tersertifikasi dan beban administrasi.
”Itu harus diselesaikan dengan prinsip bertanggung jawab atas kesejahteraan pendidiknya,” tutur Anies dengan tegas.
Oleh karena itu, ada lima program Anies dalam mengatasi pendidikan di Indonesia.
Pertama, kata Abah Anies, percepatan sertifikasi guru. Kedua, pengangkatan 700 ribu guru honorer menjadi guru P3K.
Ketiga, memberikan beasiswa untuk anak guru dan anak dosen, serta anak tenaga kependidikan.
“Jangan sampai mereka mendidik ratusan anak tapi anaknya tidak pernah bisa menyelesaikan pendidikan sampai tuntas,” katanya.
Empat, penghargaan dan tunjangan bagi dosen dan peneliti yang berbasis pada kinerja.
Kelima, mengurangi beban administrasi, karena dosen beban administrasinya luar biasa besar.
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Sugeng Purwanto