Gelombang Suara Akademisi, Oase di Padang Gersang, Oleh Prima Mari Kristanto
PWMU.CO – Di tengah suasana kampanye menuju hari “H” Pemilihan Umum (Pemilu) 14 Februari 2024 para akademisi perguruan tinggi menyampaikan pernyataan sikap. Sejumlah guru besar dari UGM, UII, UI, Unpad, Unhas, UMY, dan kampus-kampus lainnya (sudah mencapi 30 kampus) mengungkapkan keprihatinan mereka atas kondisi bangsa.
Meski banyak yang pro terhadap aksi para akademisi tersebut, tapi ada juga yang kontra karena menuduh para akademisi itu partisan. Tuduhan sebagai akademisi partisan sangat jauh dari etika dan sikap hormat pada akademisi yang telah bergelar guru besar atau profesor. Guru besar atau profesor sebagai gelar akademis tertinggi yang mana tidak semua akademisi berhak mendapatkan gelar tersebut.
Suara keprihatinan, kritik, dan saran para akademisi yang berbasis ilmu pengetahuan bagai oase di padang gersang. Sebagaimana nasihat para tokoh agama, tidak sedikit yang merasa ‘sakit’ jika nasihat tersebut tidak sesuai dengan maksud dan tujuan pihak tertentu. Tuduhan partisan pada tokoh agama juga tidak jarang disematkan untuk pendukung peserta pemilu atau yang pendapatnya selaras dengan visi, misi kelompok tertentu.
Akademisi dan tokoh agama, juga tokoh masyarakat bergelar akademis profesor, doktor, gelar agama kiai, habib, buya, tuan guru, dan sebagainya masih sangat berpengaruh di masyarakat. Peran akademisi, tokoh agama, dan tokoh masyarakat banyak dibutuhkan untuk menarik dukungan masyarakat melalui nasehat-nasehatnya.
Hampir seluruh partai politik menggunakan jasa akademisi, tokoh agama, dan tokoh masyarakat sebagai dewan pakar, staf ahli, juru kampanye bahkan calon presiden, wakil presiden, serta calon DPR.
Para akademisi, tokoh agama dan tokoh masyarakat yang menjadi anggota atau pimpinan partai politik, tim sukses, dan kontestan layak disebut partisan. Dalam pesta demokrasi 2024 kali ini Anies Baswedan PhD dan Prof Mahfud MD yang memiliki latar belakang akademisi layak disebut partisan.
Pada pemilu 2019 seorang akademisi dan ulama Prof Dr KH Ma’ruf Amin menjadi partisan sebagai calon wakil presiden dari Joko Widodo. Peran para akademisi yang ikut dalam kontestasi politik perlu disyukuri, sebab keilmuannya sangat diharapkan bisa memperbaiki kondisi bangsa melalui jalur politik praktis. Dengan apa memperbaiki kondisi bangsa dan masyarakat jika tidak dengan ilmu pengetahuan.
Baca sambungan di halaman 2: Suara Partisan?