Perbedaan Branding dan Marketing
Dokter Jack lanjut menerangkan bedanya branding dan marketing. “Branding adalah berbicara tentang mengapa, sedangkan marketing berbicara tentang bagaimana,” jelasnya.
Ia mencontohkan, “Kalau kita membeli Aqua suka yang galon, padahal harganya lebih mahal. Misal Rp 24.000/galon. Karena jaminan mutu, karena paten. Itulah branding.”
Dokter Jack mengungkap, branding sudah dibangun sejak lama, yakni sejak 1971. Sehingga waktu yang diperlukan untuk membangun branding itu lebih lama daripada waktu yang dibutuhkan untuk melakukan marketing.
Perbedaan lainnya, sambung dr Jack, branding membuat kita berpikir tujuan kita ke mana. “Misal di RSIJ, target kita adalah kelas menengah, tapi tidak melupakan DNA kita sebagai RS PKU di Jakarta yang melayani pasien BPJS dan dhuafa,” terangnya.
Namun ia menegaskan, pihaknya juga sadar di Jakarta banyak pasien Muslim yang tajir. “Nah, kita merancang bagaimana caranya mendefinisikan taktik supaya tidak hanya kebagian pasien yang menengah ke bawah saja padahal banyak juga pasien yang membutuhkan layanan red carpet,” jelasnya.
Karena itulah, lanjut dr Jack, planning (perencanaan) harus dibuat dengan riset pasar dan analisis kompetitor. “Yang punya sasaran yang sama dengan RS kita itu siapa? Apa kekuatan mereka? Itu harus dilakukan per tiga bulan atau per tahun sekali, karena akan selalu ada dinamika,” ungkapnya.
Usai merencanakan, yang harus dilakukan ialah menentukan metode marketing. Dokter Jack menyebutkan ada strategi marketing dengan cara tradisional dan digital melalui sosial media dan website.
Dia mengungkapkan, di RSIJ Cempaka Putih mulai menurunkan waktu dan investasi marketing-nya di Facebook dan mulai beralih ke Instagram. Karena yang sedang digemari pelanggan saat ini adalah Instagram. Dia menyebutkan, 2 tahun yang lalu followers Instagram RSIJ Cempaka Putih ialah 2.500. Saat ini 23.000 followers.
“Tiga pekan yang lalu kita dapat centang biru tanpa membayar dan targetnya 35.000 followers saat ulang tahun bulan Juni. Hal-hal seperti ini yang membuat RSIJ Cempaka Putih mendapatkan peringkat ke-7 RS terbaik se-Indonesia versi Webometric,” ungkapnya. (*)
Penulis Rahma Ismayanti Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni