PWMU.CO – Busyro Muqoddas SH MHum hadir di Pondok Pesantren Al Ishlah Sendangagung, Paciran, Lamongan, Jawa Timur pada Jumat (2/2/2024).
Kunjungan dadakan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Bidang Hukum, HAM, dan Hikmah ke Ponpes Al-Ishlah ini merupakan rangkaian kegiatannya sebelum mengisi kajian bertajuk Memilih Pemimpin dalam Perspektif Islam di Masjid Ki Bagus Hadikusumo Universitas Muhammadiyah Lamongan, Sabtu (3/2/2024).
Pengasuh Ponpes Al-Ishlah, Drs KH Muhammad Dawam Saleh menyambut tamu agung ini dengan hangat. Usai memberikan sambutan dan motivasi kepada 2000 santri di Masjid Al-Ishlah, Busyro Muqoddas dipersilakan mampir di kediaman Kiai Dawam untuk ramah tamah.
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tahun 2010-2011 ini, sebelum pamit pulang sempat diberikan buah tangan berupa 10 buku puisi karya Kiai Dawam.
Tak hanya itu, kesempatan tersebut pun dimanfaatkan PRM Sendangagung untuk memberikan 1 buku terbaru berjudul Terbitnya Matahari di Sendangagung. Buku karya 4 santri Al-Ishlah yakni Fathur Rofiq, Gondo Waloyo, Roziq Zainuddin, dan Taslimun ini diserahkan Gondo Waloyo kepada alumnus SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta 1968 itu.
“PRM Sendangagung sudah punya buku sejarah setebal ini dan Kiai-nya juga rajin menulis puisi. Ini luar biasa, ada tradisi menulis di pondok ini,” puji Busyro yang merupakan alumnus SMPM 1 Yogyakarta.
“Saya bangga dengan buku sejarah PRM Sendangagung. Ini patut ditiru, sehingga kiprah pergerakan persyarikatan terdokumentasi dalam bentuk buku, ini layak jual,” sanjung Ketua Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) 2 periode hingga tahun 1974 ini.
Gondo Waloyo salah satu penulis menjelaskan, buku ini telah dilaunching pada (25/12/2023) dan dihadiri Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Abdul Mu’ti MEd.
“Buku dengan 168 halaman ini berisi; Genealogi dan geografi Sendangagung, gelombang islamisasi, religiusitas sebelum Muhammadiyah, jalan sejarah Muhammadiyah, ide mendirikan Muhammadiyah, merintis amal usaha Muhammadiyah, figur Muhammadiyah, prospek dan tantangan Muhammadiyah,” jelasnya. (*)
Penulis Naddin Nurhidayah dan Gondo Waloyo Editor Nely Izzatul