PWMU.CO – Cegah stunting di Kelurahan Sidokumpul, Majelis Kesehatan Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Gresik bekerja sama dengan Puskesmas Industri Gresik, Selasa (6/2/2024).
Di Pendopo Kelurahan Sidokumpul Gresik, mereka mengadakan seminar bertajuk “Pencegahan dan Penanganan Stunting”. Narasumbernya dr Faridah Nur Aini SpPK. Ialah Wakil Ketua Majelis Kesehatan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Gresik sekaligus Pjs Direktur RS Muhammadiyah Gresik.
Sebanyak 30 anak yang mengalami stunting hadir di sana. Turut hadir pula Wakil Ketua PCA Gresik Rida Maelana Wahyuni SKep Ners.
Kepala Kelurahan Sidokumpul Gresik Mukhlisun menyampaikan sambutan selamat datang. Pejabat baru yang mendapat SK Bupati sejak 2 Februari 2024 itu menyapa para tamu satu per satu. Termasuk semua orang tua yang hadir bersama anaknya.
Mantan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) itu berharap, “Ketika ada upaya pencegahan dan upaya mengatasi stunting, maka harapannya anak-anak yang hadir saat ini akan tumbuh dengan baik, asupan gizi tercukupi, perhatian para orang tua secara psikologis terpenuhi sehingga nantinya data stunting terkurangi.”
Selanjutnya, Ketua PDA Gresik Innik Hikmatin SPd MPdI menyampaikan sambutan. Ia sangat mengapresiasi kegiatan bersinergi lintas sektoral antara Kelurahan Sidokumpul Gresik, Puskesmas Industri dan PDA-PCA Gresik.
“Majelis Kesehatan yang dikomandani Ibu Nurul Yopi, dalam realisasi program mengintensifkan Gerakan Aisyiyah Sehat (Grass) dan Rumah Gizi Berbasis al-Ma’un melalui mencegah dan menangani stunting,” ujarnya.
Innik pun bersyukur, “Alhamdulillah, pada awal tahun 2024 ini sasaran pencegahan stunting yang dilakukan Aisyiyah adalah masyarakat yang berada di wilayah kelurahan dan desa.”
Tiga tahun yang lalu, sambung Innik, Aisyiyah berkontribusi menyosialisasikan, mencegah, sekaligus menangani stunting dengan sasaran orang tua murid paguyuban. Yakni Ikatan Wali Murid Aisyiyah (Iwama) yang berada di PAUD, KB, TK Aisyiyah Kabupaten Gresik.
“Sejumlah 3.086 orang tua dan kepada para guru yang tergabung di Ikatan Guru Aisyiyah Bustanul Athfal (IGABA) berjumlah 389 orang,” urainya.
Turunkan Stunting
Innik menerangkan, “Upaya-upaya pencegahan yang Aisyiyah lakukan sebagai gerakan dakwah amar makruf nahi munkar dan tajdid yang berorientasi pada nilai dan gagasan, mengajak semua untuk menjadi baik dan semakin baik.”
Innik berharap ada penurunan kembali angka stunting di Gresik. “Seperti halnya angka prevalensi stunting di Kabupaten Gresik saat ini 10,7 persen, mudah-mudahan tahun 2024 target nasional 14 persen tercapai,” ujarnya.
Dia menyatakan, “Mencegah stunting adalah upaya menyelamatkan diri, keluarga, masyarakat, dan bangsa dari marabahaya. Hal ini sejalan dengan perintah Allah dalam al-Quran, di mana Islam mengajarkan untuk tidak meninggalkan generasi yang lemah dan harus mempersiapkan generasi yang kuat.”
Yakni sebagaimana firman Allah dalam surat an-Nisa ayat 9 yang artinya, “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”
Innik juga menyampaikan Surat al-Baqarah ayat 233. “Al-Quran menginstruksikan orang tua untuk menyusui bayinya selama dua tahun penuh. Ini adalah masa yang krusial di mana penyusuan memiliki banyak manfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan psikologis seorang anak,” ungkapnya.
“Perintah ini secara implisit menekankan pentingnya nutrisi yang baik di awal kehidupan, yang membantu mencegah masalah seperti stunting,” ujarnya.
Sebab, kata Innik, kolostrum adalah susu pertama yang dihasilkan setelah melahirkan, sangat kaya akan nutrisi dan antibodi yang sangat penting untuk melindungi bayi baru lahir dari infeksi.
Setelah mengutip 2 ayat al-Quran terkait anjuran menyusui, Innik balik bertanya kepada para orang tua yang hadir, “Ibu-ibu ingkang rawuh sak meniko, wonten ingkang mboten menyusui putrane?”
Mereka serempak mengiyakan. Innik pun mengapresiasi, “Alhamdulillah, berarti panjenengn sedoyo sudah beramanah merealisasikan surat an-Nisa kalian surat al-Baqarah ayat 33. Tinggal memperhatikan asupan makan yang bergizi,” imbuh Innik.
Terkait pentingnya ASI, Innik mencontohkan pengalaman seorang ibu muda selama tiga bulan berjuang untuk bisa memberikan ASI kepada putranya. “Dengan banyak hambatan, tantangan dilaluinya. Ia terus berkonsultasi kepada dokter, mengingat betapa pentingnya ASI untuk anak dan ibunya,” imbuhnya.
“Alhamdulillah setelah berjuang selama tiga bulan, Allah memberi hadiah ASI-nya bisa diberikan kepada putra bayinya yang selama tiga bulan diberi rendaman air kurma,” tutupnya.
Makanan Bergizi Tinggi
Selanjutnya, giliran Kepala Puskesmas Industri dr Dwi Puspitasari menjelaskan bagaimana makanan bayi, batita dan balita bergizi tinggi.
Putra Nadhif Ali, Pimpinan Harian PD Muhammadiyah Gresik, menyadari, “Anak-anak sekarang usia batita dan balita jarang mau sayur, jarang mau ikan. Sukanya bakso, pentol, atau makanan yang kurang nilai gizinya.”
Ketika anak-anak tidak mau lauk, dia menyarankan untuk mengutamakan ikan mujaer dan lele yang murah namun banyak proteinnya. “Diusahakan anak bisa terfasilitasi ada ikan, ada sayur. Caranya bisa dengan nasi dicampur ikan dulu, kemudian nasi digoreng, yang penting anak terpenuhi gizinya,” ungkapnya.
Hal ini, katanya, bagian dari upaya meningkatkan gizi anak yang secara otomatis data stunting terkurangi. “Kalau ada kesulitan, bisa konsultasi ke Puskesmas Industri, kami siap membantu,” imbuhnya.
Sebagai penutup, ada penyerahan cederamata ucapan terima kasih dari Ketua PDA Gresik kepada Kepala Kelurahan Sidokumpul Gresik yang siap mendukung turunnya stunting di Kabupaten Gresik. (*)
Penulis Innik Hikmatin Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni