PWMU.CO – Perbaiki mutu sekolah, Majelis Dikdasmen dan Pendidikan Non Formal (PNF) Pimpinan Pusat Muhammadiyah segera menggelar Pendidikan Khusus Kepala Sekolah (Diksuspala).
Rapat Koordinasi Persiapan Diksuspala berlangsung di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Vokasi Seni dan Budaya (BBPP-VSB) Sleman Yogyakarta, Kamis-Sabtu (8-10/2/2024).
Peserta rapat 21 kepala sekolah dan mantan kepala sekolah yang sukses memajukan sekolah. Acara dibuka oleh Dewan Pakar Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah Prof Suyanto PhD.
Dalam sambutannya, dia menguraikan sejumlah problematika pendidikan di lembaga Muhammadiyah mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks.
Di antara problem adalah masih banyak siswa sekolah Muhammadiyah yang memilih berada di zona nyaman. “Umumnya lebih memilih zona nyaman karena semuanya bisa didapat dengan mudah sehingga kehilangan kemandirian,” ujarnya.
Banyak siswa yang tidak punya cita-cita tinggi sehingga motivasi belajarnya kurang bergairah.
Problem berikutnya guru dalam proses pembuatan modul harus berbasis persoalan nyata di sekolah masing-masing, bukan berisi angan-angan semata.
”Pembuatan modul harus sesuai kondisi di sekolah, bukan copas sekolah lain tanpa disesuaikan kebutuhan sehingga tidak terbatas dalam angan-angan,” ujarnya.
Dia berharap Diksuspala dikemas dalam mode user friendly lebih mudah dan tidak memberatkan para kepala sekolah.
“Jangan menambah rumit pekerjaan kepala sekolah yang sudah rumit,” katanya.
Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF Didik Suhardi PhD menambahkan visi utama diadakannya Diksuspala untuk perbaiki mutu sekolah untuk mewujudkan sekolah Muhammadiyah unggul, sehingga output harus mampu melahirkan kepala sekolah visioner untuk mewujudkan sekolah unggul.
Mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menambahkan agar para kepala sekolah mampu meningkatkan kemampuan leadership dan manajerial kepala sekolah Muhammadiyah.
Ia menegaskan agar terjadi transformasi pasar sekolah Muhammadiyah dari menengah ke bawah menjadi menengah ke atas.
Harus ada fase naik kelas dari grade sekolah menengah ke bawah menjadi menengah ke atas.
Ia berharap agar kepala sekolah Muhammadiyah yang berjumlah ribuan memiliki visi agar sekolahnya menjadi pilihan pertama bagi masyarakat.
”Bukan sekolah pilihan kedua, ketiga atau keempat bahkan menjadi pilihan terakhir yang menyedihkan jika hanya menjadi follower,” katanya.
Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur Dr Muhammad Sholihin dengan Diksuspala para kepala sekolah mampu meningkatkan mutu pendidikan Muhammadiyah yang berujung pada jumlah siswa semakin meningkat.
”Ukurannya paling sederhana siswanya bertambah, bukan bertahan apalagi berkurang,” ujar Sholihin yang pernah jadi Kepala Sekolah Teladan Nasional.
Mantan Kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya ini menambahkan tujuan rapat koordinasi nasional menyelesaikan modul materi, buku panduan Diksuspala dan strategi pelaksanaan kegiatan.
Sholihin berharap kegiatan ini bisa diadopsi oleh Majelis Dikdasmen PWM atau PDM dalam melaksanakan kegiatan semacam ini melibatkan kepala sekolah atau mantan kepala sekolah yang pernah berhasil memajukan sekolah.
Diksuspala kali ini diikuti kepala sekolah dengan kategori sekolah kecil.
Sebagai penyelenggara adalah tim khusus yang terdiri dari 21 kepala sekolah dan para mantan kepala sekolah dengan kategori sukses. Mereka diharapkan bisa memberikan pengalaman, testimoni dan portofolio sukses saat memimpin sekolah.
Penulis M. Roissudin Editor Sugeng Purwanto