PWMU.CO – Pesan penting disampaikan dalam penutupan Pelatihan Penggunaan Buku Ajar Pesantren Muhammadiyah di Trawas, Ahad (11/2/2024) siang.
Penutupan dilakukan oleh Ajengan Iyet Mulyana, anggota Dewan Pakar LPPM (Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah) PP Muhammadiyah.
Dalam sambutannya Ajengan Iyet menyampaikan, buku ajar untuk Pondok Pesantren Muhammadiyah telah diakui dan mendapat apresiasi dari Kementerian Agama RI.
“Tadinya diragukan Pesantren Muhammadiyah memiliki dan menggunakan kitab kuning. Namun setelah melihat wujud dan isinya, Kemenag mengakuinya karena buku ajar itu dibuat oleh ustadz-ustadz Pesantren Muhammadiyah sendiri dengan menggunakan rujukan kitab kuning. Meskipun warnanya putih, tapi berbahasa Arab dan tanpa syakal. Jadi kitab putih untuk pesantren Muhammadiyah,” kata pimpinan Pondok Pesantren Darul Arqam Garut ini.
Dia berharap pelatihan ini ditindaklanjuti dengan membentuk kelompok guru Pesantren Muhammadiyah, semacam MGMP pesantren. MGMP singkatan dari Musyawarah Guru Mata Pelajaran.
Ajengan Iyet yang sudah berusia 70 tahun puas dan bersyukur karena LPPM Jatim mampu memberikan ikramul dhuyuf (memuliakan tamu) terbaik untuk peserta dan ustadz-ustadzah.
Ketua LPPM PWM Jatim, Dr Pradana Boy menyampaikan tiga pesan dalam acara penutupan itu.
Pertama, buku ajar yang sudah dilatihkan ini agar dijadikan sebagai standar dan trade mark Pesantren Muhammadiyah di Jatim karena memiliki kekhasan sendiri berupa kitab gundul berwarna putih buah karya putra-putra terbaik pesantren Muhammadiyah.
Kedua, pelatihan ini akan ditindak lanjut dalam bentuk sharing dan transfer knowledge secara daring dan luring. Karena itu diminta agar semua pesantren terlibat aktif agar tidak ketinggalan.
ToT (Training of Trainer) akan dilaksanakan pada tahap berikut untuk mempersiapkan trainer buku ajar di setiap pesantren.
Ketiga, LPPM PWM Jatim akan berperan aktif mendampingi dan turut membantu pengembangan pesantren Muhammadiyah baik institusi, sumber daya manusia maupun santrinya.
“Ke depan perwakilan santri kita akan dipertemukan dalam ajang multaqo al-thullabb wa thalabah sebagai forum silaturahmi, unjuk prestasi dan hasil karya. Dengan begitu setiap pesantren, ustadz dan santri akan termotivasi untuk mewujudkan pesantren Muhammadiyah yang unggul dan berkemajuan,” ujarnya disambut tepuk tangan meriah peserta.
Para peserta guru mapel PAI diberi kesempatan menyampaikan pesan dan kesan. Seorang peserta Ustadz Karim Isnadi dari Pesantren MBS al-Birru Gresik menyampaikan telah memperoleh kemudahan dalam pelatihan selama dua hari ini.
“Materi yang tadinya dikira berat ternyata bisa diikuti dengan mudah dan hanya dalam waktu dua hari sudah bisa menguasai,” katanya.
Dia berharap agar pelatihan ini bisa diadakan lagi untuk ustadz-ustadz yang belum mengikutinya.
Penulis Abu Nasir Editor Sugeng Purwanto