PWMU.CO – PCM Asembagus Situbondo mengadakan penguatan Ideopolitor (Ideologi, Politik, dan Organisasi) di Mushalla Baiturrahman Awar-awar, Kamis (08/2/2024).
Kegiatan Ideopolitor ini diikuti 80 peserta dari Pimpinan Ranting Muhamamdiyah, majelis, pengelola Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Asembagus, dan Ortom.
Hadir juga Ketua DPRD Situbondo Edy Wahyudi SE dan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Situbondo Muhammad Syamsuri beserta pimpinan hariannya.
Ketua PCM Asembagus, Agus Susanto, menuturkan, gerakan Muhammadiyah adalah gerakan yang terbuka. Perbedaan pendapat atau pilihan dalam berorganisasi jangan sampai menjadikan putus silaturahim.
“Jadikan perbedaan ini hubungan yang harmonis dalam organisasi. Terima kasih juga kepada semua pihak yang terlibat menyukseskan kegiatan ini,” ungkapnya.
Ia melanjutkan tujuan utama dari kegiatan ini agar seluruh anggota Muhammadiyah paham arah gerakan Muhammadiyah dalam berbangsa dan bernegara.
Materi pertama tentang Khittah Perjuangan Muhammadiyah dalam berbangsa dan bernegara disampaikan oleh Muhammad Syamsuri, Ketua PDM Situbondo.
Gerakan Muhammadiyah adalah gerakan dakwah amar makruf nahi munkar. Muhammadiyah adalah organisasi sosial kemasyarakatan bukan organisasi politik atau lembaga politik.
“Muhammadiyah telah mengatur bagaimana kita harus memajukan negara kita agar tercipta baldatun thayyibatun wa rabbun ghofuur,” jelasnya.
Muhammad Syamsuri memaparkan ada sembilan Khittah Perjuangan Muhammadiyah dalam berbangsa dan bernegara yang perlu kita ketahui dan pahami yaitu:
1. Muhammadiyah meyakini bahwa politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan bagian dari ajaran agama Islam dalam urusan duniawi
2. Upaya-upaya yang dilakukan dalam membangun kehidupan bangsa dan negara dengan satu tujuan yaitu mewujudkan baldatun thoyyibatun wa robbun ghafur
3. Muhammadiyah melakukan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat untuk menciptakan masyarakat madani sehingga tercapai tujuan Muhammadiyah yakni mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
4. Muhammadiyah mendorong perjuangan politik secara kritis, tidak asal-asalan ikut. Mengadakan evaluasi-evaluasi terhadap putusan pemerintah dengan cara yang bijak
5. Muhammadiyah dalam ranah politik menjalankan perannya sebagai wujud gerakan dakwah amar makruf nahi munkar.
6. Muhammadiyah tidak berafiliasi dan tidak mempunyai hubungan orginasitoris dengan partai politik manapun.
7. Muhammadiyah memberikan kebebasan kepada seluruh anggota persyarikatan untuk menentukan hak pilihnya dalam urusan politik sesuai hati nurani masing-masing.
8. Muhammadiyah meminta kepada anggotanya yang aktif dalam politik maka harus menjalankan amanah dengan sungguh-sungguh dan tanggung jawab.
9. Muhammadiyah membuka kerja sama dengan kelompok manapun dengan tujuan untuk membangun kehidupan berbangsa dan bernegara ke arah yang lebih baik, maju dan beradab.
Penulis Nurul Karimah Mursyidah Editor Sugeng Purwanto