Menjual Seorang Muslim Merdeka
Musuh Allah berikutnya adalah seseorang yang menjual seorang muslim atau Muslimah yang merdeka dan ia memakan hasil dari perniagaannya itu. Jaman sekarang ini orang yang membutuhkan pekerjaan dengan harapan untuk mendapatkan imbalan upah dari pekerjaannya itu. Keadaan demikian yang seringkali dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu untuk mendapatkan kekayaan. Oknum tersebut baik mengatasnamakan pribadi atau kadang berupa perusahaan jasa.
Seorang muslim antara satu dengan lainnya adalah seperti saudara. Maka jangan sampai ada perlakuan zalim kepada saudaranya itu. Sering kita mendengar berita yang merupakan modus beberapa orang yang hendak mendapatkan pekerjaan, ia harus membayar sekian rupiah terlebih dahulu. Dalam kategori ini juga bisa disebut sebagai riswah atau penyuapan, tetapi faktor utamanya adalah yang memiliki kekuasaan mensyaratkan dan meminta, maka orang demikian yang akan menjadi musuh Allah di Hari Kiamat.
Termasuk perusahaan jasa ketenagakerjaan yang menyalurkan tenaga kerja ke luar negeri, iming-iming di awalnya begitu menggiurkan, akan tetapi dalam pelaksanaanya kadang menjadikan mereka budak di negeri orang lain yang diperlakukan tidak manusiawi. Oknum demikian juga termasuk mereka yang akan menjadi musuh Allah di Hari Kiamat.
Tidak Memberi Upah kepada Pekerja
Ketiga seseorang yang akan dijadwalkan musuh Allah di hari Kiamat adalah seseorang yang mempekerjakan orang lain, tetapi ketikan orang tersebut telah menyelesaikan pekerjaannya ia tidak memberikan haknya atau upahnya. Betapa seseorang yang bekerja itu sangat membutuhkan upah untuk kebutuhan diri dan keluarganya, akan tetapi kemudian ia dipersulit mendapatkan upah hasil kerjanya itu.
Seorang pengusaha harus jujur dan amanah terhadap pekerjanya, semua hak pekerja harus ditunaikan dengan baik tanpa ada perlakuan dipersulit untuk mendapatkannya. Sikap pengusaha yang mempersulit bagi seorang pekerja untuk mendapatkan haknya merupakan kezaliman. Karena itu ia akan mendapatkan kesulitan dalam kehidupan di Yaumul Hisab, menjadi musuh Allah karena perilakunya itu. Wallahu a’lam bishshawab. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni