PWMU.CO – Bagaimana membuat berita yang press klaar dengan lead sesuai Search Engine Optimization (SEO)?
Pertanyaan ini dijawab Editor Senior PWMU.CO Sugeng Purwanto pada Roadshow Milad Ke-8 PWMU.CO di Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember, Sabtu (17/2/2024).
Sugeng menyampaikan, “Roadshow pada milad ke-8 ini mencoba untuk meningkatkan kualitas penulisan bagaimana lolos seleksi editing.”
Dia lalu mengenalkan istilah umum di kalangan wartawan yaitu ‘Press Klaar’. “Press itu tulisan berita. Klaar itu kelar, selesai. Ini Holland spoken. Press klaar Itu tulisan yang sudah selesai di tingkat wartawan sehingga di editor hanya tinggal meng-upload berita saja. Karena (tulisan) sudah matang,” terangnya.
Sugeng menegaskan, kalau mencapai tahap wartawan dengan kualitas tulisan seperti itu akan diincar sebagai calon redaktur.
Ia mencontohkan temannya yang sama-sama wartawan di Surabaya Post dahulu. “Pak Iksan Mahmudi dari Probolinggo dan Pak Suyono HS dulu wartawan perwakilan Jember, sekarang dosen komunikasi di Unmuh Jember,” ungkapnya.
Begitupula dengan para kontributor yang hadir. “Kalau menulis di PWMU.CO itu sudah matang atau bagus, nanti bisa jadi dosen dengan bekal menulis,” ujarnya.
Karena itulah, hari ini ia mencoba memberi pemahaman bagaimana menulis berita, terutama pembuatan lead. “Selama ini lead selalu berubah. Berita masuk ke admin lalu ke editor, saat berita tayang itu berubah leadnya,” kenangnya.
Dengan pertanyaan retorik ia mengungkap, “Kenapa (ada perubahan itu)? Karena lead tidak sesuai standar jurnalistik redaksi PWMU.CO.”
Tapi menurut Sugeng, tidak apa jika banyak dari bagian tulisan kontributor yang dihapus. “Itu bagian dari proses belajar menulis,” terang Wakil Ketua MPID PWM Jatim itu.
Lead sesuai SEO
Aktivis di LPCR PDM Surabaya ini lantas menerangkan bagaimana bisa membuat lead yang sesuai SEO. “Kalau lead kita seusai SEO akan mudah pengindeksan Google dan pencariannya,” ungkapnya.
Pertama, menentukan kata kunci. “Bisa satu kata. Maksimal empat kata. Pakai kata benda atau kata kerja. Kata benda itu bisa nama kegiatan, peristiwa atau nama orang. Jangan kata sifat! Kata sifat oleh Google tidak terbaca,” terangnya.
Aturan lainnya, kata Sugeng, kata pertama judul harus sama dengan kata pertama lead. “Itu susahnya media online,” imbuhnya.
“Kata kunci harus jadi judul. Kata kuncinya satu. Maka kata pertama judul itu jadi lead dan ini harus diulang lagi di alinea alinea berikutnya,” lanjut Ketua PCM Lakarsantri Surabaya itu.
Untuk keperluan algoritma Google, Ia juga menekankan berita minimal harus 300 kata. “Itu kata kuncinya harus dua. Pertama di lead. Berikutnya di tengah atau di akhir. Sehingga lead bisa terbaca,” tuturnya.
Kalau lebih dari 300 kata, lanjut Sugeng, kata kuncinya harus lebih banyak. “Editor seringkali kesulitan ketika mengedit laporan panjang atau artikel opini, bisa di atas 700-1200 kata,” terangnya.
Sugeng kembali menekankan perlunya membuat kata kunci setiap paragraf yang harus mengulang judul kata pertama. “Itu agak kesulitan sehingga kita terpaksa mengubah, bagaimana kata kunci masuk di situ,” kenangnya ketika mengedit lead artikel opini.
Untuk membuat lead yang apik, Sugeng menyampaikan butuh kepekaan dan imajinasi. “Ketika mendengar Pak Rektor memberi sambutan pasti ada bagian yang jadi lead menarik,” ungkapnya. Di sinilah perlunya kepekaan untuk mengetahui bagian mana yang bisa dijadikan sebagai lead tulisan. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni