PWMU.CO – Tawasul kepada Allah tema khutbah Jumat di Masjid Ammar Bin Yasir SMP Muhammadiyah 9 (Spemsix) Gresik Jawa Timur, Jumat ( 16/2/2024).
Dalam khutbahnya, siswa SMA Muhammadiyah 4 Sidayu (Smamsi) Sidayu Gresik Jawa Timur Muhammad Alim Muzakki mengatakan sebagai wujud rasa syukur kita kepada Allah.
“Marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah dengan sebenar-benar keimanan dan sebaik-baik ketakwaan,” ajaknya.
Minimal dengan menjalankan apapun yang diperintahkan oleh Allah swt dan berupaya dengan sungguh-sungguh untuk menjauhi apapun yang dilarang-Nya. Sebab dengan jalan takwa inilah Allah menjanjikan kemuliaan bagi hamba-hamba-Nya. Allah Swt berfirman dalam surat al- Maidah ayat 35 yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya,” katanya.
Al-Wasilah secara bahasa (etimologi) berarti segala hal yang dapat menggapai sesuatu atau dapat mendekatkan kepada sesuatu. Bentuk jamaknya adalah wasaa-il Ibnu Abbas ra berkata, “Makna wasilah dalam ayat tersebut adalah peribadahan yang dapat mendekatkan diri kepada Allah.”
Macam-Macam Tawasul
Muzakki menegaskan bahwa tawassul, mendekatkan diri kepada Allah dengan cara tertentu) ada tiga macam, pertama tawasul yang disyariatkan. Yaitu tawassul kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan Asma’ dan Sifat-Nya dengan amal shalih yang dikerjakannya atau melalui doa orang shalih yang masih hidup.
“Kedua, tawasul yang bid’ah. Yaitu mendekatkan diri kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan cara yang tidak disebutkan dalam syariat, seperti tawassul dengan pribadi para Nabi dan orang-orang shalih, dengan kedudukan mereka, kehormatan mereka, dan sebagainya,” jelasnya.
Ketiga, tawasul yang syirik. Yaitu bila menjadikan orang-orang yang sudah meninggal sebagai perantara dalam ibadah, termasuk berdoa kepada mereka, meminta keperluan dan memohon pertolongan kepada mereka.
Dia menambahkan juga ada 3 macam tawassul yang disyariatkan, yaitu pertama tawassul dengan nama-nama dan sifat-sifat Allah Swt. Yaitu seseorang memulai doa kepada Allah Swt denganmengagungkan, membesarkan, memuji, mensucikan Dzat-Nya yang Maha Tinggi kemudian berdoa (memohon) apa yang dia inginkan.
Inilah bentuk doa dengan menjadikan pujian dan pengagungan sebagai wasilah kepada-Nya agar Dia mengabulkan doa dan permintaannya sehingga dia pun mendapatkan apa yang dia minta dari Rabb-nya.
Allah Swt berfirman dalam surat al-A’raf ayat 180 yang artinya, Dan Allah memiliki asma-ul husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
Kedua, seorang Muslim bertawassul dengan amal Shalih yang dilakukannya. Sebagaimana surat Ali Imran ayat 16 yang artinya, (Yaitu) orang-orang yang berdoa: ‘Ya Rabb kami, kami benar-benar beriman, maka ampunilah dosa-dosa kami dan lindungilah kami dari adzab neraka.
Ketiga, tawassul Kepada Allah Swt dengan doa orang Shalih yang masih hidup. Jika seorang muslim menghadapi kesulitan atau tertimpa musibah besar, namun ia menyadari kekurangan-kekurangan dirinya di hadapan Allah Swt, sedang ia ingin mendapatkan sebab yang kuat kepada Allah, lalu ia pergi kepada orang yang diyakini keshalihan dan ketakwaannya, atau memiliki keutamaan dan pengetahuan tentang al-Qur-an serta As-Sunnah.
Harapnya, semoga dengan tawassul yang disunnahkan dan yang menyerupai syariat akan tetapi bukan bagian dari syariat. “Mudah-mudahan Allah menuntun kita untuk meneladani Rasulullah Saw dalam beribadah kepada Allah baik dalam tindak-tanduk di kehidupan kita,” katanya. (*)
Penulis Chilmiyati. Editor Ichwan Arif.