PWMU.CO – Gerakan Subuh Mengaji (GSM) digelar oleh Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid (LPCRPM) PDM Kota Probolinggo Jatim.
GSM kedua dilaksanakan di Masjid Babussalam, Kanigaran Kota Probolinggo, Ahad (18/02/2024). Kegiatan ini menggandeng Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan Aisyiyah (PCM dan PCA) Kanigaran, serta Takmir Masjid Babussalam.
Kegiatan sebelumnya diselenggarakan di Masjid Besar At-Taqwa, Triwung Lor, bersama PCM dan PCA Kademangan. Sementara Lazismu dan RSIA Muhammadiyah merupakan sponsor utama kegiatan rutinitas bulanan ini.
Narasumber GSM kali ini adalah Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Prof Dr Ir Sasmito Djati MS. Pria yang juga Wakil Rektor Universitas Brawijaya Malang ini mengawali tausyiahnya dengan membacakan surah al-Baqarah ayat 189. Allah SWT berfirman:
۞ يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْاَهِلَّةِ ۗ قُلْ هِيَ مَوَاقِيْتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ ۗ وَلَيْسَ الْبِرُّ بِاَنْ تَأْتُوا الْبُيُوْتَ مِنْ ظُهُوْرِهَا وَلٰكِنَّ الْبِرَّ مَنِ اتَّقٰىۚ وَأْتُوا الْبُيُوْتَ مِنْ اَبْوَابِهَا ۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
“Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang hilal. Katakanlah, itu adalah (penunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji. Bukanlah suatu kebajikan memasuki rumah dari belakangnya, tetapi kebajikan itu adalah (kebajikan) orang yang bertakwa. Masukilah rumah-rumah dari pintu-pintunya, dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung,” kutipnya.
Dia menyampaikan, hilal itu dalam ranah sains adalah pantulan cahaya. Bukan bulan dan bukan matahari. “Sudah kami sampaikan kepada Majelis Tarjih untuk dijadikan pertimbangan arti dan maksud dari hilal,” ujarnya.
Hamba Allah
Dalam tausiahnya, Sasmito Djati menyampaikan bahwa manusia mempunyai 3 tugas pokok ketika berada di dunia. Pertama, sebagai abdillah.
Allah berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku,” sitirnya.
Pendekar Besar Tapak Suci ini menjelaskan, abdillah adalah tugas manusia yang pertama. Menjadikan seluruh hidupnya pengabdian kepada Allah. Pengabdian yang dilakukan tentulah pengabdian yang baik-baik dari lahir dan batin. Seperti melaksanakan shalat, puasa, zakat dan shadaqah. Bahkan menafkahi keluarga pun juga termasuk ibadah.
“Dari ayat tersebut, kita diingatkan bahwa kita adalah hamba Allah, abdillah. Maka apapun yang dilakukan kita di dunia ini haruslah bernilai ibadah,” jelasnya.
Pemimpin, Pengelola dan Pemelihara
Kedua, lanjutnya, tugas manusia sebagai kholifah. Allah berfirman:
وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Aku hendak menjadikan khalifah di bumi. Mereka berkata, apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu? Dia berfirman, sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui,” Sasmito Djati mengutip surat al-Baqarah ayat 30.
Khalifah sendiri memiliki arti pemimpin, pengelola, dan pemelihara. Artinya, manusia harus dapat memimpin, mengelola, dan memelihara bumi dan seisinya. Adapun selain bertugas demikian, seorang khalifah juga dituntut untuk gemar beribadah kepada Allah.
“Ayat ini menegaskan bahwa kita bertugas sebagai khalifah di muka bumi ini. Bukan hanya ingin menjadi pemimpin untuk orang lain saja, tetapi juga mau menjadi pemimpin untuk keluarganya, sehingga bisa masuk surga berbondong-bondong. Dan seorang pemimpin dalam bertugas tidak boleh dilalaikan oleh harta dan anak-anaknya,” paparnya.
Kemudian ia menyitir surat al-Munafiqun ayat 9. Wahai orang-orang yang beriman. Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.
Dakwah Harus Berilmu
Ketiga, sambungnya, manusia bertugas sebagai nubuwwah. Maksudnya adalah manusia sebagai penerus nabi dan rasul-Nya. Salah satunya adalah meneruskan dakwah dan risalah Nabi Muhammad SAW kepada seluruh manusia.
“Dalam berdakwah maka kita harus berilmu. Yang ingin sukses dunianya, hendaknya dia berilmu. Yang ingin sukses akhiratnya, hendaklah dia berilmu. Yang ingin sukses dunia dan akhiratnya juga harus berilmu,” terang pria kelahiran Yogyakarta, 4 Maret 1961 ini.
Menurutnya, tugas manusia ketiga ini adalah pelengkap dari dua tugas lainnya. Tugas manusia ketiga sebagaimana terdapat dalam al-Quran surat ali-Imran ayat 104.
“Dan hendaklah di antara kamu segolongan umat yang menyeru kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung,” pungkasnya.
Rangkaian kegiatan GSM diawali dengan shalat subuh berjamaah, kemudian tausiyah oleh Prof Sasmito Djati. Diakhiri dengan sarapan pagi dan pengobatan gratis. (*)
Penulis Ahmad Qori’ Ulul Albab. Editor Sugiran.