Quran Jadi Tameng di Alam Kubur, Khutbah Jumat oleh Alfain Jalaluddin Ramadlan, Ketua RPK PC IMM Lamongan, Pengajar Ponpes Al-Mizan Muhammadiyah Lamongan.
PWMU.CO – Umat Islam diberikan kitab suci al-Quran sebagai petunjuk agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat.
Seperti dalam surat al-Baqarah ayat 2 Allah swt berfirman
ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ
Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan di dalamnya, (ia merupakan) petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.
Allah swt juga memberikan keistimewaan bahwa al-Quran mudah dibaca dan dihafal. Seperti surat al-Qamar: 17
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْاٰنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ
Sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Quran untuk pelajaran maka adakah orang yang mengambil pelajaran?
Orang menghafal al-Quran, Allah swt langsung memberikan pahala, bukan sekadar memberikan penjagaan Allah Swt, tapi memberikan kemuliaan sampai ke akhirat.
Seperti dijelaskan dalam hadits dari Abu Umamah al-Bahili, Rasulullah saw bersabda,”Bacalah al-Quran, maka sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat memberi syafaat kepada pembacanya.” (Hadits Shahih diriwayatkan oleh Imam Muslim)
Kelak al-Quran akan menjadi sahabat di akhirat jika kita sudah membersamainya sejak di dunia. Jika kita menjaga kelestariannya dengan membaca dan berpegang teguh pada isi kandungannya, niscaya al-Quran akan menjaga dan menjadi teman bagi kita dengan memberikan syafaat atau pertolongan di akhirat kelak. Artinya, ia akan tercegah dan tidak sampai jatuh dalam kobaran api neraka.
Syafaat al-Quran menjadi tameng dari siksa kubur. Seperti dalam sebuah riwayat, Amru bin Murrah menjelaskan al-Quran akan melindungi pembacanya dari siksa kubur.
Diriwayatkan, jika manusia masuk ke dalam kubur kemudian muncul semburan api sebagai siksa kubur yang akan melumatnya dari berbagai arah, maka al-Quran datang untuk menyelamatkan.
Orang-orang yang mempunyai kemampuan baca dan memahami al-Quran maka dia akan melekat dengan misk (bau harum) bahkan disebut seperti penutup botol misk, yang kalau dibuka harumnya keluar semua.
Jadi ahli Quran itu wangi semua. Kalau diibaratkan, sedang berbicara baunya wangi, sedang berjalan baunya wangi, ketika menatap seseorang baunya wangi. Jadi baunya semerbak dengan kewangian. Jadi ahli Quran itu ke mana-mana baunya wangi.
Bahkan disebut namanya saja berbau wangi. Walaupun seseorang belum melihat orang tersebut, baru terdengar namanya.
Ibarat Buah
Seperti diceritakan dalam kitab Riyadhus Sholihin karya Imam Nawawi bab Al-Fadhail (Keutamaan membaca al-Quran baunya akan wangi.
وَعَنْ أَبِي مُوْسَى الأَشْعَرِي – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ مَثَلُ الأُتْرُجَّةِ : رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ ،وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ : لاَ رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ ، وَمَثلُ المُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثلِ الرَّيحَانَةِ : رِيْحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ ، وَمَثَلُ المُنَافِقِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثلِ الحَنْظَلَةِ : لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .
Dari Abu Musa Al-Asy’ary radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, permisalan orang yang membaca al-Quran bagaikan buah utrujah, bau dan rasanya enak. Permisalan orang mukmin yang tidak membaca al-Quran bagaikan buah kurma, tidak beraroma, tetapi rasanya manis. Permisalan orang munafik yang membaca al-Quran bagaikan raihanah, baunya menyenangkan, tetapi rasanya pahit. Permisalan orang munafik yang tidak membaca al-Quran bagaikan hanzhalah, rasa dan baunya pahit dan tidak enak.” (Muttafaqun ‘alaih HR Bukhari, no. 5059 dan Muslim, no. 797)
Kenapa buah utrujah dijadikan permisalan, padahal masih ada buah-buahan lainnya yang memiliki bau dan rasa yang enak seperti apel, jeruk, dan melon.
Ternyata kulit dari buah utrujah itu bisa dimanfaatkan untuk obat. Buah utrujah punya karakteristik khusus. Dari dalam buah utrujah bisa dihasilkan minyak yang punya manfaat. Manfaat dari buah utrujah itu begitu banyak.
Jadi hadits di atas menunjukkan keutamaan orang yang menjadi pembawa al-Quran dan mengamalkan al-Quran memiliki kedudukan yang tinggi, mendapatkan pujian yang baik di sisi Allah swt dan manusia.
Karena itu bagi orang tua yang mempunyai anak, mulailah kenalkan dengan al-Quran biar ketika anak ibu disebutkan, orang tua mendapat semerbak wanginya.
Jadi kalau anda dekat dengan al-Quran, maka anda akan wangi di dunia kalau tidak, anda akan mendapatkan wangi di akhirat. Bahkan ketika kita menjadi ahli Qur’an kelak ketika meninggal, maka jasad kita akan dijaga oleh Alllah Swt.
Jasad Ahli Quran
Jasad manusia yang dikubur mengalami kehancuran hingga tersisa tulang sulbi sebagai bibit dibangkitkannya kembali pada hari kiamat.
Hal ini dilandasi oleh hadits Rasulullah SAW yang berbunyi
كل ابن ادم يأ كله الرتاب إال عجب الذنب منه خلق و فيه يركب
Seluruh (bagian tubuh) anak Adam akan dimakan tanah kecuali tulang ekor. Darinyalah ia diciptakan dan dengannya ia dirakit kembali. (HR Muslim).
Kehancuran jasad manusia di dalam kubur juga ditegaskan dalam firman Allah swt dalam surat Qaf ayat 4, Allah swt berfirman
قَدْ عَلِمْنَا مَا تَنْقُصُ الْأَرْضُ مِنْهُمْ ۖ وَعِنْدَنَا كِتَابٌ حَفِيظٌ
Sungguh, Kami telah mengetahui apa yang ditelan bumi dari (tubuh) mereka, sebab pada Kami ada kitab (catatan) yang terpelihara baik.
Namun tidak semua jasad manusia akan menjadi hancur. Jasad para penghafal al-Quran atau hafidh Quran dilindungi oleh Allah swt. Sebagaimana perintahNya pada bumi untuk menjaga jasad tersebut.
عَنْ جَابِرَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا مَاتَ حَامِلُ القُرْآنِ أَوْحَى اللَّهُ إِلىَ الأَرْضِ لِأَكْلِ لَحْمِهِ قَالَ فَتَقُوْلُ الأَرْضُ وَكَيْفَ آكِلُ لَحْمَهُ وَكَلاَمَكَ فِي جَوْفِهِ.
Dari Jabir bin Abdullah bahwasanya Rasulullah saw bersabda: Ketika orang yang hafal al-Quran meninggal maka Allah memberikan wahyu kepada bumi agar tidak memakan jasadnya, kemudian bumi berkata: Wahai Tuhanku, bagaimana aku bisa memakan jasadnya sementara kalamMu ada di dalamnya. (HR Dailami)
Seperti halnya jasad para syuhada penghafal al-Quran perang Uhud ketika dibongkar karena banjir masih dalam keadaan utuh dan tidak membusuk. Padahal sudah 1.400 tahun lamanya.
Ustadz Adi Hidayat pernah menceritakan kisah nyata, suatu ketika di Arab Saudi ada anak kecil perempuan penghafal al-Quran yang wafat pada umur tujuh tahun. Jasad anak itu tak hancur.
Ayahnya bercerita selalu mimpi anaknya meminta kepadanya untuk memindahkan makamnya, karena setiap hari terdengar suara berisik. Suara orang tersiksa di alam kubur. Anaknya tidak kuat mendengarnya.
Karena itu siapkan bekal untuk menghadap akhirat mulai dari sekarang. Salah satunya banyak mengaji, menghafal al-Quran dan mengamalkannya.
Dengan terbiasa menghafal al-Quran, hati terpanggil seperti memegang al-Quran. Menjaga perilaku dan kata. Maka baca al-Quran sesibuk apapun kita.
Editor Sugeng Purwanto