PWMU.CO – Automatic Feeder TM V.0.0.1 dikenalkan 3 Mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) yaitu Rahmad Dzikkrul Dwi Prasetyo, Muhamad Aditya Ramadhani, dan Muhamad Bima Alamsyah sebagai langkah inovatif untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas usaha pertanian tambak udang.
Mahasiswa Kelompok 9 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Gresik ini berusaha untuk memberikan kontribusi secara signifikan bagi masyarakat dengan memperkenalkan teknologi terbaru dalam pertanian tambak udang.
Di Desa Purwodadi, yang terletak di Kecamatan Sidayu, Gresik, Jawa Timur, mereka meluncurkan proyek inovatif yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani tambak udang.
Hal ini sebagai upaya meningkatkan efisiensi dan mengurangi beban kerja manual serta mendukung perkembangan pertanian lokal, untuk menghadirkan solusi teknologi canggih bagi petani tambak udang di Desa Purwodadi.
Alat ini memungkinkan para petani untuk mengatur pemberian pakan kepada udang secara otomatis, berdasarkan jadwal yang telah ditentukan. Hal ini tidak hanya mengurangi tenaga kerja manusia yang diperlukan untuk proses pemberian pakan, tetapi juga membantu dalam mengoptimalkan pola pemberian pakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan udang.
Kepala Desa Sambut Positif
Kegiatan uji coba alat berlangsung di tambak udang milik Mukhamad Ishlakhuddin pada Senin (5/2/2024). Kepala Desa Purwodadi, Drs Kastar, memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif ini.
Dia menganggap, Automatic Feeder TM V.0.0.1 yang dilindungi ini sebagai langkah positif dalam mendukung pembangunan pedesaan dan kesejahteraan masyarakat lokal.
Pemilik tambak udang, Muhammad Ishlakhuddin merasa bersyukur atas adopsi teknologi ini. Menurutnya, hal tersebut bisa membantu meningkatkan efisiensi dan kualitas usaha tambak udangnya. Selain ada keterlibatan aktif mahasiswa, dia juga berharap dukungan dari pemangku kepentingan lokal.
“Inovasi ini tidak hanya memberikan solusi praktis bagi petani tambak udang di Desa Purwodadi, tetapi juga menciptakan momentum untuk pertumbuhan dan pembangunan yang berkelanjutan dalam sektor pertanian lokal,” kata Sila panggilan akrab Muhammad Ishlakhuddin.
“Langkah ini membuktikan bahwa kolaborasi antara pendidikan tinggi dan masyarakat dapat menghasilkan solusi inovatif yang bermanfaat bagi semua pihak,” pungkas Sila. (*)
Penulis Dzakwan Alif dan Agil Thoriq Mursyid Editor Nely Izzatul