
PWMU.CO – Ahad lalu (6/8) Panti Pesantren Mandiri Muhammadiyah Karangpilang mengadakan kegiatan milad ke- 26 dan silaturrahim panti asuhan Muhammadiyah se- Kota Surabaya. Adapun acara silaturrahim merupakan kegiatan rutin dua bulan sekali dari Majelis Pelayanan Sosial (MPS) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surabaya.
Dalam sambutannya, Ketua MPS PDM Surabaya Feri Yudi A.S.S.H.I,M.Pd.I menyampaikan, kemandirian adalah sebuah sikap yang harus dimiliki oleh setiap santri asuh. Jika ada santri yang selesai dan purna atau lulus dari panti sedangkan dia tidak bisa dan tidak memiliki skill apa pun, maka itu merupakan tanggung jawab para pengasuh dan pengelolanya.“Dalam hal ini kepala panti harus membenahi proses pengelolaan dan pembinaannya,” tuturnya.
Selain acara milad Panti Karangpilang dan silaturrahim panti se- Surabaya, dalam kesempatan itu juga diisi dengan launching benih lele organik. Adanya launching tersebut diharapkan dapat membangkitkan kemandirian panti pesantren Muhammadiyah. “Semoga ini bisa menjadi momentun kebangkitan dan keterwujudan panti pesantren mandiri Muhammadiyah Karangpilang khususnya, dan se- Surabaya pada umumnya,” harapnya.
(Baca: Inspirasi Program Alumni Mengajar dari Panti Asuhan Muhammadiyah, Seperti Apa Programnya? dan Canangkan Pola Pengasuhan Baru, Panti Asuhan Tempat Amien Rais Pernah Menginap)
Pada acara tersebut, turut hadir pula Ketua Majelis Pelayanan Sosial PWM Jatim Drs. Imam Hambali. Dalam sambutannya, dia menekankan bahwa tugas pengurus panti bukan hanya tugas MPS saja. Tetapi, butuh bersinergi dengan majelis-majelis lain dalam rangka memandirikan panti secara lembaga maupun anak asuh secara personal.
“Keberadaan donatur tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan jasmani saja. Tetapi juga rohani dan sosial dalam rangka melakukan gerakan filantropi yang berkemandirian,” ujar Imam Hambali.
Sementara itu Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Drs.H Sulton amin ,M.M juga hadir dalam acara tersebut sebagai narasumber. Dalam ceramahnya, dia memberikan motivasi kepada para santri panti agar menjadi anak pintar dan mandiri. Selain itu dia juga mengingatkan untuk selalu menjaga kebersihan diri dan lembaga.
“Para santri perlu dididik dan dibekali keterampilan atau life skill. Cara berfikirnya harus digiring agar lebih kreatif dan inovatif. Dan, yang paling penting para santri ini juga perlu diajak rekreasi dalam arti kembali berkreasi dan berinovasi,” katanya.
Dia juga mengimbau agar para pengasuh panti harus sering-sering memberikan ilmu kehidupan. Supaya ketika terjun ke masyarakat, para santri bisa menerapkan cita-cita besar Kyai Haji Ahmad Dahlan. “Mari kita tata dan tingkatkan. Memberdayakan anak-anak Panti Asuhan Muhammadiyah Kota Surabaya agar lebih mandiri dan percaya diri.
Di akhir acara, Panti Karangpilang menunjukkan karya anak asuhnya. Di antaranya sabun cuci dan pembersih lantai. Selanjutnya para santri dan tamu undangan melakukan tebar benih lele organik. (Ferry/ilmi)
Discussion about this post