PWMU.CO – Sosok kader Muhammadiyah 24 karat asal Pasuruan diungkap di acara Launching Buku karya Dr Drs Nurudin Hery Kustanto MM yang diselenggarakan di Sekolah Pesantren Entrepreneur Al-Maun Muhammadiyah (SPEAM) Kota Pasuruan, Sabtu (24/2/2024).
Dr Hery yang sehari-hari bekerja sebagai Vice President Corporate Service di Net Mediatama Televisi (NET TV) melaunching dua buku karyanya, Catatan Puitis ENHAKA dan Kreativitas Karyawan Televisi di hadapan guru, santriwati dan jajaran Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) kota Pasuruan.
Di antara kedua buku itu, satu buku yang dibedah dan dibahas lebih mendalam adalah Catatan Puitis ENHAKA. Buku itu menurut Hery adalah hasil dari renungan-renungan di masa corona. Satu bait puisi berjudul Muhammadiyah 24 Karat dalam buku tersebut dia persembahkan kepada orang yang istimewa dalam hidupnya.
Sosok kader Muhammadiyah 24 karat yang dia maksud adalah gurunya sendiri yaitu Djainuri Alief. Pak Djainuri begitu Hery menyebut adalah orang sosok guru bahasa Inggris yang sangat berwibawa saat dirinya sekolah di SMP Muhammadiyah Pasuruan.
“Pak Djainuri ketika berdiri di depan kelas dan berjalan di antara siswa, hampir tak ada satu pun suara keluar karena wibawanya,” kenangnya.
Dalam bait puisinya mantan sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Pasuruan itu menggambarkan Djainuri seperti sang surya yang penuh energi, tidak pernah lelah bersinar meski awan mendung tebal menghalang.
Dalam ingatannya, Pak Djainuri adalah sosok yang konsisten dalam beramal. Tiap hari rute yang dilaluinya sama. Dari rumah kemudian ke sekolah lalu ke masjid. Rutinitas kegiatannya pun juga tak pernah berubah. Mulai dari mengajar, rapat di kantor PDM, berceramah dari satu majelis ke majelis lainnya, dan rapat lagi, seolah tak ada jeda waktu untuk berhenti berfikir dan berikhtiar.
Lebih lanjut Hery menambahkan Pak Djainuri adalah sosok yang sabar, cekatan, dan suka membantu sesama. “Pak Djainuri adalah orang yang hanya berbicara seperlunya. Gerak-geriknya seolah memberikan pelajaran supaya kami selalu berkhidmah di Muhammadiyah dan tidak mudah lelah,” ujarnya.
Sementara Ketua PDM kota Pasuruan Drs H Abu Nasir MAg yang hadir membacakan puisi Muhammadiyah 24 karat tersebut.
Matahari Muhammadiyah Pasuruan
Abu Nasir menyampaikan telah membaca buku Matahari-matahahari Muhammadiyah karangan Djarnawi Hadikusumo. Di dalam buku itu imbuhnya dituliskan kisah dan perjuangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah sejak KH Ahmad Dahlan sampai Buya Syafi’i Ma’arif.
Baginya Pimpinan pPusat Muhammadiyah saat ini adalah Matahari Muhammadiyah. Pak Djainuri adalah matahari Muhammadiyah yang ada di Pasuruan.
“Dari didikannya lahir kader-kader Muhammadiyah yang handal seperti Dr Hery Kustanto,” tuturnya.
Lebih dari itu, Abu Nasir menganggap Pak Djainuri adalah ayah ideologisnya. “Bagi saya Abah Djainuri adalah orang tua ideologis,” akunya.
Diketahui, almarhum Djainuri Alief wafat pada Rabu (6/1/21). Semasa hidupnya dia adalah kader yang aktif di Persyarikatan Muhammadiyah.
Menurut penuturan Abu Nasir dua bulan sebelum meninggal dunia, Djainuri masih mengikuti Raker Lazismu Kota Pasuruan yang diadakan di Bromo Probolinggo. Meskipun sedang sakit, Djainuri memaksa ikut kegiatan tersebut. Baginya kalau dia tidak berbuat apa-apa malah akan membuatnya tambah sakit.
Setelah Raker Lazismu tersebut, Djainuri dikabarkan sakit dan beberapa kali masuk rumah sakit dan akhirnya wafat. Dia meninggal dunia dalam keadaan berkhidmat di Muhammadiyah sebagai wakil ketua PDM yang membidangi wakaf dan pembangunan.
“Selamat jalan Abah Djainuri. Selamat jalan kader Muhammadiyah 24 karat,” katanya. (*)
Penulis Dadang Prabowo. Editor Ichwan Arif.