PWMU.CO – Berita feature berbasis human interest sangat bagus ditulis. Tulisan seperti inilah yang Pemimpin Redaksi PWMU.CO Mohammad Nurfatoni harapkan.
“Lazismu ladangnya tulisan-tulisan terkait human interest. Sangat bagus! Seperti bantuan-bantuan usaha untuk disabilitas dan sebagainya, sangat menginspirasi! Tapi lebih baik lagi jika ditulis sebagai feature,” ujar Fatoni.
Hal ini terungkap di sesi sambung rasa editor dan kontributor pada Roadshow Milad Ke-8 PWMU.CO bertajuk ‘Sewindu Menginspirasi’. Yakni saat ia mengomentari tulisan Yekti Pitoyo, kontributor Sidoarjo yang biasa menulis tentang kegiatan Lazismu.
Jadi menurut Fatoni, berita giat Lazismu itu baik untuk ditiru Lazismu lain. “Semoga bisa dikuti Lazismu yang lain untuk mempublikasikan kegiatan-kegiatannya,” ujarnya di hadapan Yekti yang baru sekali ini mengikuti pertemuan dengan kontributor dan editor PWMU.CO.
Pada sesi itu, Fatoni juga mengungkap, kerja profesional diterapkan pada portal media online milik Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur PWMU.CO meskipun awak medianya adalah para relawan.
“Jangan dibayangkan bahwa tim editor itu berada di satu ruangan. Pola kerjanya adalah khas aktivis Muhammadiyah. Menunaikan amanah di PWMU.CO tapi tetap menunaikan amanah keluarga mencari nafkah,” terang Fatoni.
Ia mencontohkan dirinya yang bekerja di percetakan Cakrawala Print. Atau editor PWMU.CO Darul Setiawan. “Darul melaksanakan pengeditan di sela kesibukannya sebagai aparatur sipil negara (ASN),” ujarnya di Hall Sang Pencerah lantai 8 Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Sabtu (24/2/2024).
Dia menambahkan, sehari admin bisa menerima 50 naskah yang masuk di chat WhatsApp nomor admin. Selanjutnya admin akan mendistribusikan tulisan-tulisan itu ke para editor.
“Misal 1 kiriman naskah itu terdiri dari 1 berita, 1 foto dan 1 caption. Kalau dikali 50 sudah berapa. Padahal ada yang kirim berita dengan 5 foto dan 5 caption. Itu waktu lihat di notifikasi, admin sudah stres (ada ratusan notifikasi),” ungkapnya.
Ia juga mendapati admin mengatakan kepada kontributor, “Kalau kirim berita jangan barengan beberapa naskah berita sekaligus. Lihat notifikasi saja sudah stres.”
Dari sinilah Fatoni mengajak kontributor naik kelas. “Kalau nulis beritanya bagus, saya bisa menerbitkan beritanya sambil menyetir,” tuturnya.
Karena itulah Fatoni berharap para kontributor bisa memaklumi, tidak sekadar mengevaluasi admin yang lama merespon. Pasalnya ada beberapa ungkapan rasa kecewa kepada editor, “Mengapa sudah nulis soro-soro (susah-susah) kok belum di-upload editor?”
“Lha iya, kok editor menegur hasil kiriman kontributor dengan bahasa gak enak blas,” ungkap Amri Husniati, yang 24 tahun bekerja di Jawa Pos.
Saat itu mengirim berita format foto vertikal bukan horisontal (landscape). Akhirnya ditegur mesra oleh editor. “Dikirim foto yang landscape ya biar ndak merepotkan,” jawab editor waktu itu.
Saat roadshow itu, sang kontributor dan editor ini bisa kopdar. Ternyata keduanya teman lama saat sama-sama bekerja di media. Akhirnya setelah terungkap di acara ini rasa tersinggung dengan teguran editor berubah jadi suasana riang tertawa.
Keseruan sambung rasa berlanjut dengan pembagian doorprize dan tukar kado. Beruntung, Yekti yang baru bergabung kurang lebih setahun, mendapat doorprize buku berjudul Editor Killer, Kisah Kontributor PWMU.CO. Penyerahan ini langsung dilakukan oleh Fatoni. (*)
Penulis Yekti Pitoyo Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni