PWMU.CO – Training of Fasilitator Tunas Athfal Hizbul Wathan (HW) sukses digelar Pimpinan Daerah Ikatan Guru Aisyiyah Bustanul Athfal (PD IGABA) Bojonegoro, Jawa Timur selama 2 hari, Sabtu-Ahad (24-25/02/2024).
Kegiatan ini diselenggarakan untuk seluruh guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Aisyiyah Se-Bojonegoro. Ada 130 peserta yang mengikuti acara yang berlangsung di Aula At-Taqwa Jalan Teuku Umar No 48 Bojonegoro ini.
Training of Fasilitator Tunas Athfal Hizbul Wathan digelar dalam rangka tindak lanjut dari kegiatan “Talkshow dan Pelantikan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Penuntun Kafilah Joko Tingkir” yang dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla) pada 13 Januari 2024 lalu.
PD IGABA Bojonegoro bersinergi dengan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) dan Kwartir Daerah HW Bojonegoro untuk menindaklanjuti kegiatan di Lamongan dengan mengadakan Training Of Fasilitator Tunas Athfal HW agar dapat dilaksanakan serentak pada bulan Juli Tahun ajaran 2024/2025 di lembaga masing-masing.
Ada 4 materi yang disampaikan dalam kegiatan yang berlangsung dua hari tersebut. Materi pertama tentang KeMuhammadiyahan dan Sejarah Hizbul Wathan oleh Ketua Kwarda HW Bojonegoro, Ramanda Sa’dullah.
Dalam materinya, Sa’dullah menyampaikan, awal dibentuknya barisan kepanduan HW dalam Muhammadiyah muncul dari ide KH Ahmad Dahlan sekitar tahun 1916, ketika beliau pulang dari perjalanan tabligh di Surakarta pada pengajian SAFT (Sidiq, Amanah, Fathonah, Tabligh) yang rutin diadakan di rumah KH Imam Mukhtar Bukhari.
“Lalu HW didirikan oleh KH Ahmad Dahlan tahun 1918 dengan nama Padvinder Muhammadiyah di Yogyakarta. Kemudian diganti dengan nama Hizbul Wathan (HW) pada tahun 1920, sehingga HW berkembang di seluruh nusantara sampai saat ini,” jelasnya.
Dia mengatakan, latihan rutin HW meliputi baris-berbaris, bermain tambur dan olahraga, kemudian ditambah dengan PPPK dan kerohanian.
Hari Kedua Praktik Upacara
Materi 2 adalah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) atau jati diri Hizbul Wathan disampikan oleh Sekretaris Kwarda Ramanda Syafii.
Dia menyampaikan, AD/ART merupakan salah satu landasan utama bergeraknya sebuah organisasi yang berisi sejumlah peraturan, dimulai dari aspek teknis pengelolaan organisasi hingga aturan keanggotaan serta berbagai ketentuan terkait pembubaran dan peraturan khusus lainnya.
“Proses perumusannya melibatkan para pendiri dan disetujui oleh seluruh anggota yang terlibat,” jelasnya.
Materi terakhir di hari pertama ini yaitu kode kehormatan dan upacara sebagai alat pendidikan, disampaikan oleh Bendahara Kwarda HW Bojonegoro Ramanda Mat Mu’in .
Dalam penjelasannya, Mat Muin mengatakan, Hizbul wathan mengenal beberapa tingkatan pandu di antaranya pandu athfal, pandu pengenal, pandu penghela dan pandu penuntun.
Sementara itu, di hari kedua, Ahad (25/2/2024) para peserta diajak terjun langsung praktik upacara. Hal ini membuat para peserta semakin bersemangat.
Pada materi 4 yaitu praktik langsung di lapangan tentang Pendidikan sistem outdoor upacara dan perkemahan sebagai alat pendidikan, disampaikan oleh Ketua Bidang Athfal Ramanda M Effendi serta Ketua Bidang Seni dan Budaya Ramanda Muktadi.
Setelah Materi 4, lalu dibuatlah Rencana Tindak Lanjut (RTL) dari Ketua Majlis PAUD Dasmen PDA Bojonegoro yaitu Nurul Qomariah SPd.
Dia menyampaikan rasa bangga dan terima kasih kepada seluruh peserta dan narasumber yang sudah mengikuti pelatihan selama 2 hari. Harapannya, para peserta bisa menindak lanjuti pelatihan ini untuk disampaikan kepada yang belum bisa hadir maupun peserta didik agar dapat diterapkan di lembaga masing-masing.
“Semoga ilmu yang didapat dalam pelatihan ini menjadi berkah dan manfaat bagi semua,” imbuhnya.
Kepada PWMU.CO, salah satu peserta kegiatan dari TK ABA 1 Kedungadem Jamila Kholili menyatakan senang dengan adanya kegiatan ini.
“Alhamdulillah senang mengikuti kegiatan Training Of Fasilitator Tunas Athfal Hizbul Wathan, dan selanjutnya akan kami terapkan pada anak-anak didik,” ujarnya. (*)
Penulis Ayun Saritilawah Editor Nely Izzatul