Gembira Menyambut Ramadhan: Khutbah Jumat oleh Ridwan Manan, Pengajar Pondok Pesantren Al-Fattah Sidoarjo, LP2M Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sidoarjo.
PWMU.CO – Allah telah memberikan keistimewaan pahala di bulan Ramadhan. Ketika datang Ramadhan Rasulullah saw mengabarkan kepada para sahabat dengan penuh gembira. Nabi bersabda:
ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ
Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi. (HR Ahmad)
Dari hadits itu di antara ulama berpendapat sebagai dasar tahniyah memberi ucapan selamat kepada sesama kaum muslimin datangnya Ramadhan.
Sudah pasti orang beriman akan gembira dibukanya pintu-pintu surga. Mereka yang berdosa akan gembira diampuni dosa-dosanya dan ditutupnya pintu neraka, mereka yang lalai bergembira dengan dibelenggunya setan. Tidak ada di bulan lain yang lebih istimewa selain bulan Ramadhan.
Para sahabat dan tabiin menyambut gembira datangnya Ramadhan.
Karena gembira dan rindunya Mualla bin al Fadhl mengatakan,”Ulama dahulu berdoa kepada Allah selama enam bulan agar diantarkan ke bulan Ramadhan, kemudian mereka berdoa selama enam bulan agar amal ibadahnya diterima.”
Mengapa dilipatgandakan pahalanya?
Pelipatgandaan pahala suatu amal perbuatan disebabkan beberapa faktor. Ibnu Rajab dalam kitab Lathoiful Ma’arif menjelaskan
Pertama, faktor kemuliaan dan kesakralan tempat pengerjaan amal tersebut. Misalnya di tanah suci. Shalat di Masjid Haram Makkah dan Nasjid Nabawi Madinah pahalanya berbeda dengan shalat di masjid-masjid yang lain.
وَعَنِ اِبْنِ اَلزُّبَيْرِ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ ( { صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلَّا اَلْمَسْجِدَ اَلْحَرَامَ , وَصَلَاةٌ فِي اَلْمَسْجِدِ اَلْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةٍ فِي مَسْجِدِي بِمِائَةِ صَلَاةٍ } رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ
Dari Ibnu Az-Zubair bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sekali shalat di masjidku ini lebih utama daripada 1000 kali shalat di masjid lainnya kecuali Masjidil Haram dan sekali shalat di Masjidil Haram lebih utama daripada 100 kali shalat di masjidku ini.” (HR Imam Ahmad)
Kedua, kesucian dan kemuliaan waktu. Misalnya, bulan Ramadhan dan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيْمَا نًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barangsiapa beribadah (menghidupkan) bulan Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Bukhari dan Muslim)
فَإِنَّ عُمْرَةَ فِيْ رَمَضَانَ حَجَّةٌ
Sesungguhnya umrah di bulan Ramadhan sama dengan pahala haji. (HR Bukhari)
Puasa Ramadhan dilipatgandakan pahalanya karena kesucian waktunya dan keberadaannya sebagai puasa yang diwajibkan Allah pada hambaNya dan salah satu rukun Islam.
Faktor yang lain yaitu kesucian dan kemuliaan pelakunya di sisi Allah, kedekatannya dan kualitas ketakwaannya, sebagaimana pelipatgandaan pahala umat Islam dibanding umat terdahulu karena mendapat dua bagian pahala.
Persiapan Menyambut Ramadhan
Bulan mulia maka harus disambut gembira dengan persiapan yang terbaik agar derajat takwa dapat diraih. Di antara persiapan yang harus dilakukan
Pertama, persiapan ilmu.
Beribadah kepada Allah harus didasari dengan ilmu, karena ilmu sebagai penuntun dalam ibadah.
Umar bin Abdul Aziz juga pernah berkata,
مَنْ عَبَدَ اللَّهَ بِغَيْرِ عِلْمٍ كَانَ مَا يُفْسِدُ أَكْثَرَ مِمَّا يُصْل ya
“Siapapun yang beribadah kepada Allah tanpa didasari ilmu, maka kerusakan yang ia lakukan lebih banyak daripada maslahat yang diperoleh.”
Belajar fiqh puasa dan membimbing keluarga agar mencapai kesempurnaan dalam puasa. Setiap muslim harus mengetahui rukun dan hal-hal yang membatalkan puasa.
Banyak orang berpuasa tidak menghasilksn apa-apa kecuali lapar dan dahaga, karena puasanya tidak dilandasi ilmu yang cukup.
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ
Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga. (HR. Ath Thobrani)
Kedua, persiapan ruhiyah
Menghayati keutamaan pahala Ramadhan, limpahan ampunan Allah, dikabulkannya doa menambah rindu dan ingin segera bertemu dengan bulan Ramadhan.
Berlatih meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah seperti membaca al-Quran, dzikir, qiyamu lail, doa, meninggalkan dosa, maksiat dan perbuatan sia-sia menambah semakin dekatnya dengan Allah.
Ketiga, persiapan jasmaniyah
Pada bulan Sya’ban Rasulullah lebih banyak puasa sunnah untuk memperoleh ridhaNya dan sebagai persiapan , menyambut Ramadhan. Menjaga kesehatan agar menjalankan ibadah puasa dengan maksimal.
Keempat, persiapan harta
Persiapan materi yang cukup membuat kita lebih khusyuk beribadah, tidak ngoyo dalam mencari harta karena sudah dipersiapkan pada bulan-bulan sebelumnya. Persiapan finansial sangat membantu untuk kegiatan Ramadhan dan ibadah sosial lainnya.
Insyaallah dengan persiapan yang baik akan mendapatkan kualitas dan kuantitas ibadah Ramadhan yang terbaik. Gembira menyambut Ramadhan.
Editor Sugeng Purwanto