Pemikir Pendidikan
Jasa Mahmud Yunus di dunia pendidikan pada umumnya dan pada peningkatan mutu pengajaran bahasa Arab pada khususnya, sungguh sangat besar. Misal, Pondok Modern Darussalam Gontor adalah lembaga pendidikan di luar Sumatera yang kali pertama menerapkan metodologi yang diajarkan Mahmud Yunus. Hal itu terjadi karena Imam Zarkasyi–salah seorang pendirinya-adalah murid Mahmud Yunus di NIS Padang.
Jejak Mahmud Yunus sebagai pendidik memang sangat panjang. Bahkan, seperti telah disinggung di depan, dia telah memulainya sejak berusia belasan tahun.
Mahmud Yunus dikenal sebagai salah satu tokoh pendidikan Islam yang memperjuangkan pendidikan agama agar diajarkan di sekolah-sekolah umum negeri. Dia juga memperjuangkan berdirinya Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri.
Pada 1 Januari 1951, Mahmud Yunus diangkat oleh Menteri Agama KH A. Wahid Hasyim menjadi Kepala Penghubung Pendidikan Agama pada Kementerian Agama RI di Jakarta. Mahmud Yunus bertugas sebagai pegawai Kementerian Agama merangkap menjadi dosen.
Dia tercatat pernah mengajar dan memimpin di Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) Jakarta. Di kemudian hari ADIA menjadi UIN–setelah sebelumnya bernama IAIN-Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada November 1966, IAIN Imam Bonjol berdiri di Padang dan Mahmud Yunus diangkat menjadi rektor sampai 1971.
Pada 1977 Mahmud Yunus memperoleh gelar doktor honoris causa di bidang Ilmu Tarbiyah dari IAIN Jakarta atas banyak karya dan jasanya dalam pengembangan pendidikan Islam di Indonesia. Belakangan, gelar Guru Besar didapatnya juga.
Pada 16/01/1982 Mahmud Yunus wafat di Jakarta. Selanjutnya, kisah hidup dan perjuangannya akan terus menginspirasi siapa pun sampai waktu yang akan sangat lama. Hal ini, karena Almarhum telah meninggalkan puluhan karya tulis berharga terutama yang berupa Tafsir al-Qur’an. (*)
Editor Mohammad Nrufatoni