PWMU.CO – Puitisasi al-Quran tampilan dari siswa SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik Jawa Timur warnai Baitul Arqam yang diselenggarakan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB Gresik, Jumat (1/3/2024).
Tampilnya nggak main-main meski latihannya main-main. Begitu kata Safwa Dzakira Aftani kelas V Bussiness, salah satu penampil Puitisasi yang bertajuk Kami Rindu Bulan Ramadhan.
Hal ini dibenarkan Haidar Azfar Abdurrahman. Siswa kelas V yang tampil dua kali pagi itu. “Latihannya guyonan tapi kalau pas aslinya nggak,” ujarnya bangga.
Kata Safwa, mereka hanya latihan tiga hari, mulai Selasa (27/2/2024). “Dikasih tahunya Senin. Latihannya nggak seharian. Cuma jam 12.00-13.00,” imbuhnya.
Dalam kegiatan yang diadakan di Cordoba Convention Hall SMA Muhammadiyah 10 (Smamio). Lima siswa berkolaborasi tampil membaca al-Quran, membacakan puisi serta iringan musik. Hal ini disampaikan oleh pembina puitisasi Minnah Tsaabitah.
“Tampilan puitisasi ini dibawakan oleh 5 siswa yaitu, Haidar Azfar, Luqman Nur Azmi, Safwa Dzakira, Arsya Ramadhan, Callia Athifa Calani,” ungkap sapaan akrabnya, guru kelas V.
Bita mengungkapkan isi puitisasi tentang seseorang yang merindukan bulan suci Ramadhan. “Surat yang dibacakan anak-anak yaitu Surah al-Baqarah ayat 183, tentang kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan,” jelasnya.
Dia menuturkan anak-anak melakukan latihan secara intens di sela-sela rutinitas di sekolah. Meski hanya tiga hari, sambungnya, anak-anak berlatih dengan cukup semangat sehingga anak-anak tanggap dan bisa mempraktekkan sesuai dengan instruksi.
Arsya Ramadhan salah satu pengisi acara puitisasi itu merasa tidak percaya diri saat tampil karena ini merupakan pengalaman pertama bagi dia.
“Alhamdulillah senang bisa tampil, meski pertama deg-degan karena jarang tampil dan saya juga orangnya pemalu,” ujarnya.
Rama panggilan akrabnya menceritakan saat pertama kali latihan ingin mengundurkan diri, tapi setelah disemangati oleh Ustadzah Shihatin dan Ustadzah Bita jadi merasa punya tantangan untuk belajar.
Callea Atifa Kalani kelas V mengakui dirinya merasa deg-degan. “Deg-degan tapi seneng banget,” akunya. Dia mengungkaokan deg-degannya dobel karena tampil dobel, puitisasi dan mengaji. (*)
Penulis Novelia Nur Anggraeni. Editor Ichwan Arif.