PWMU.CO – Manfaatkan gadget sebagai media dakwah disampaikan oleh Ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muchamad Arifin SAg MAg. Dia menyampaikan dalam Seminar Nasional Asosiasi Pengelola Asrama (Aslama) Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA).
Acara yang diselenggarakan oleh Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat Muhamamdiyah Jum’at (01/3/2024) di Universitas Muhammadiyah Jakarta ini diikuti oleh 29 peserta yang merupakan pengurus Aslama PTMA seluruh Indonesia.
Arifin menyatakan munculnya berbagai aplikasi di dunia virtual menjadikan tuntutan bagi para juru dakwah untuk segera melakukan dakwah secara elektronik (edakwah) khususnya pada generasi Z.
“Perkembangan teknologi informasi terus melesat bagaikan kilat menjadikan kita kewalahan untuk mengikutinya,” ucapnya.
Dia mengingatkan bahwa siapa pun bisa kecanduan gadget tanpa pandang usia. Selain itu, yang perlu diwaspadai adalah dampak negatif gadget yaitu maraknya judi online dan pornografi. Menurutnya, generasi Z harus bisa memanfaatkan gadget sebagai media dakwah strategis
Ia lantas menukil sebuah hadits.
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
“Barang siapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR Muslim No 1893).
Ia pun menunjukkan salah satu contoh aplikasi yang bisa didapatkan ketika menggunakan gadget dan bisa digunakan untuk berdakwah, yaitu aplikasi fikih Islam Imam Syafi’I lengkap.
Selain menyarankan agar generasi Z memanfaatkan gadgetnya untuk berdakwah, Arifin juga menghimbau agar generasi Z mewaspadai aksi teroris di dunia maya. Ia lantas membeberkan pola radikal terorisme di dunia maya.
“(Pelaku terorisme) menggunakan dunia maya atau cyber space sebagai alat penyebaran paham dan rekrutmen anggota (propaganda),” terangnya.
Menurutnya terorisme juga disebarkan dengan strategi penyebaran berita hoax untuk meradikalisasi pengguna dunia maya.
Selain itu, arifin menuturkan bahwa penyebaran buku elektronik sebagai upaya indoktrinasi pengguna dunia maya juga dilakukan para pelaku terorisme untuk mendapatkan targetnya.
Pendanaan terorisme dilakukan dengan cara peretasan bit.coin dan menggunakan akun ‘ternak’ (anonymous) di dunia maya yang dikenal dengan cyber jihadis.
“Terakhir, pembaiatan dilakukan secara online,” tandasnya.
Penulis Ain Nurwindasari Editor Mohammad Nurfatoni