PWMU.CO – SAR Muhammadiyah PDM Bojonegoro Angkatan 2 dikukuhkan, Ahad (25/2/2024).
Pengukuhan ini menjadi penutup Diklat Jungle Rescue SAR Muhammadiyah Angkatan 2 selama tiga hari (23-25/2/2024) di halaman Gedung PDM Bojonegoro dan Gunung Pandan, Klino, Sekar, Kabupaten Bojonegoro. Penyelenggaranya, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) atau dikenal dengan Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bojonegoro.
Sejumlah organisasi dan instansi terkait turut hadir. Seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bojonegoro, Lembaga Amil Zakat Infak dan Sadaqah Muhammadiyah (Lazismu) Bojonegoro, Disaster Medic Committee (DMC) RSA Bojonegoro, Psikososial Bojonegoro, serta Mahasiswa Relawan Siaga Bencana (Maharesigana) Stikes Muhammadiyah Bojonegoro.
Rangkaian Diklat Search and Rescue (SAR) Angkatan 2 ini dimulai dengan proses pendaftaran serta medical check up. Kemudian berlanjut pemberian materi diklat yang mencakup al-Islam Kemuhammadiyahan, Manajemen Penanggulangan Bencana, Pengenalan Lazismu, Fiqih Kebencanaan, Manajemen Logistik, Manajemen Packing, SAR Medis, dan Survival. Agenda ini ditutup dengan pelantikan dan pergantian komandan SAR periode selanjutnya.
Wakil Ketua Bidang LRB PDM Bojonegoro Suwandi Pranoto Nyono SPd menjadi komandan apel pembukaan. Dalam amanatnya, ia memaparkan, “SAR Muhammadiyah merupakan pasukan garda terdepan MDMC PDM Bojonegoro.”
“Kedua, sistem yang dipakai dalam SAR Muhammadiyah adalah komando satu perintah. Ketiga, jiwa korsa yang harus ditanamkan dalam diri personal dari berbagai aspek. Meliputi rasa hormat, setia dan kesadaran menjadi bagian dari SAR Muhammadiyah Bojonegoro,” tutur Wandi.
Jalan Jauh
Usai menyimak beberapa materi di halaman GDM itu, peserta melanjutkan kegiatan di Gunung Pandan. Mereka berjalan sejauh 36 kilometer di mulai dari Desa Gondang, Kecamatan Gondang. Komandan dari TNI, tim kesehatan lengkap dengan ambulans Lazismu serta panitia turut serta mendampingi.
Di atas Gunung Pandan, peserta mendapat bekal berbagai hal berkenaan dengan penanganan kebencanaan. Pagi itu juga, mereka berjalan kaki menuruni gunung dengan berbagai rintangan dan hambatan.
Tepat pukul 14.00 WIB, peserta dan panitia tiba di GDM Bojonegoro dengan muka gembira dan bersahaja. Walau ada peserta cedera tapi jiwa semangat berkobar tanpa kenal lelah dan menyerah.
Penutupan digelar dengan Pembina Apel Khoirul Mu’minin. “SAR Muhammadiyah merupakan garda terdepan rescue di LRB PDM Bojonegoro yang harus siap dan tanggap ketika ada operasi SAR gabungan,” ungkap Ilung, sapaan akrabnya.
Ketua MDMC Bojonegoro itu lantas menegaskan, “Oleh karena itu kita perlu terus menumbuhkan jiwa korsa antarpersonel agar bisa terus bermanfaat untuk sesama.”
“Selain itu, prinsip akidah yang kuat dalam SAR Muhammadiyah perlu terus dijaga untuk mencari ridha Ilahi setinggi-tingginya,” sambung Ilung.
“Tak lupa pula sebagai seorang relawan Muhammadiyah, kita juga perlu mengamalkan hadist Nabi: manusia yang dicintai di sisi Allah adalah manusia yang mampu memberi manfaat untuk manusia lainya, dan mukmin yang sedang kesusahan,” lanjutnya.
Kata Ilung, kegiatan ini memang fokus utamanya menciptakan relawan tangguh, punya potensi memadai di bidang kebencanaan, serta mampu bertahan hidup di hutan.
Pada kesempatan yang sama, selain mengukuhkan anggota SAR Muhammadiyah Angkatan Ke-2, Ia juga melantik Komandan SAR Muslih yang menggantikan posisi Khoirul Mu’minin yang sudah didaulat menjadi Ketua MDMC/LRB PDM Bojonegoro. (*)
Penulis Rudi Suparno Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni