PWMU.CO – Sambut Ramadhan dengan menata hati, agar ruhani bisa nyambung dengan kesucian ramadhan. Hal itu disampaikan Muhammad Thoha Mahsun MPdI MHES saat menjadi pemateri pada Kajian Ahad pagi Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wringinanom, Ahad (3/3/2024).
Dalam kajian yang dilaksanakan di halaman SD Muhammadiyah 1 Wringinanom ini, Muhammad Thoha Mahsun mengajak kita tata hati, lupakan carut marut pemilu, apapun hasilnya. Pemilu ngge ngoten iku (seperti itulah pemilu).
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik itu kemudian menyampaikan, ada tiga hal yang harus dilakukan dalam menghadapi Ramadhan. Pertama, puasa harus disikapi dengan kesederhanaan dan sewajarnya.
Dia menyampaikan, kebanyakan ketika Ramadhan orang awam menyikapinya dengan berlebihan ketika menyiapkan makanan untuk berbuka. “Jika uang belanja di luar Ramadhan 100 ribu, harusnya dibulan Ramadhan 75 ribu, makanya kan dua kali?” tegasnya.
Dia menuturkan, bulan Ramadhan setan dibelenggu, tapi perilaku kita malah dekat dengan setan. Dia mengutip firman Allah swt dalam al Quran surat al-Isra ayat 27, Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.
Kedua, mengasah nurani dan ruhani disepuluh malam terakhir. Dia berpesan, di sepuluh malam terakhir untuk semakin giat beribadah agar ada hasil dari puasa. “Biasanya kalau sepuluh malam terakhir, yang ramai itu masjid atau mall? “ tanyanya kepada jamaah.
Thoha menjelaskan, sebelum menjadi kupu-kupu yang Indah ulat puasa dulu menjadi kepompong. “
“Makanya kalau hari ini ada Rizki, ayo dipersiapkan kue, baju dan urusan dunia lainnya. Nanti di bulan Ramadhan fokus puasa dan ibadah lainnya,” ungkapnya.
Ketiga, agar memperbanyak Istighfar diwaktu sahur. Dia mengutib Firman Allah swt dalam surat adz-Dzariyat ayat 1, artinya, sdan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.
Thoha menjelaskan, ada tiga kalimat istighfar yang pernah dilakukan para Nabi yang bisa dicontoh.
Pertama Istighfarnya Nabi Adam AS yang berbunyi:
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Ya Tuhan, kami telah menganiaya kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami serta memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS al-A’raf: 23)
Kedua Istighfarnya Nabi Yunus AS yang berbunyi:
لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبْحَٰنَكَ إِنِّى كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ
“Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim”. (QS al-Anbiya: 87)
Ketiga Istighfarnya Nabi Muhammad Saw dengan membaca sayyidul istighfar.
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
“Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui dosaku kepada-Mu dan aku akui nikmat-Mu kepadaku, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain-Mu.” (HR Bukhari)
“Minimal di sepuluh menit menjelang adzan subuh gunakan untuk beristighfar,“ ungkapnya.
Sebelum mengakhiri ceramahnya, Thoha mengingatkan agar juga memuaskan panca Indra dan hati dari berbuat dosa. “Jangan sampai kita hanya mendapatkan haus dan dahaga karenanya,” pungkasnya. (*)
Penulis Heri Siswanto. Editor Ichwan Arif.