PWMU.CO – Kisah buku Haedar Nashir diterbitkan secara diam-diam terungkap dalam peluncuran bukunya, Senin (4/3/2024) malam.
“Jujur saya tidak tahu kalau ada acara seperti ini. Sekitar akhir November Mas Fajar dan teman-teman datang ke Kantor PP Muhammadiyah di Yogyakarta, kemudian bercerita kalau ingin bikin biografi tentang saya di umur 66 tahun,” katanya.
Dia menyampaikan itu dalam peluncuran buku Jalan Baru Moderasi Beragama Mensyukuri 66 Tahun Haedar Nashir, di Auditorium Perpustakaan Nasional,
“Saya sampaikan kalau saya tidak setuju bikin biografi, karena harus orang yang sudah khatam (tuntas) dalam perjalanan pengabdian hidupnya, dan saya merasa tidak srek pada waktu itu,” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah itu
Haedar mengemukakan alasannya. “Karena kami tidak punya kebiasaan merayakan ulang tahun di rumah kecuali untuk cucu kami. Kadang kami sering lupa kalau tahun kelahirannya.”
Namun, kata Haedar, bersyukur ketika waktu kelahirannya sering diingatkan oleh para tokoh, dengan mengirimkan karangan bunga dan ucapan selamat ulang tahun. Akhirnya membuatnya terus ingat setiap momen ulang tahun.
Namun para penulis tetap mencari akal agar buku itu tetap bisa terbit. “Kemudian lahirlah buku ini, ternyata mereka diam-diam bikin dan tidak ada pengantar dari saya. Kemudian saya tahu setelah masuk di draf Kompas,” kata Haedar.
Dia melanjutkan, ternyata buku itu kumpulan tulisan para tokoh hebat yang senior maupun muda. Dan itu menurutnya cara teman-teman menyambung silaturahmi dengannya untuk bangsa.
“Jadi lahirlah acara ini, saya apresiasi kepada para tokoh bangsa yang berkenan menulis saya dan hadir dalam peluncuran buku,” ujarnya.
Tokoh-Tokoh Nasional Mengikuti Peluncuran
Ketua LKKS PP Muhammadiyah Fajar Riza Ul Haq menjelaskan buku ini tidak dimaksudkan untuk mengawetkan pemikiran seseorang yang sangat mungkin masih akan berkembang bahkan bisa saja berubah.
“Karya ini mengajukan refleksi bahkan kritik atas gagasan moderasi beragama yang menjadi platform intelektual dan aktivisme Pak Haedar selama ini, utamanya dalam memimpin umat dan sebagai tokoh bangsa”, ujar Fajar Riza Ul Haq yang mengeditori buku tersebut bersama Sekretaris Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani PP Muhammadiyah Azaki Khoirudin.
Menurut dioa pesan moral buku ini relevan dengan kondisi kebangsaan hari ini pascapemilu yang menuntut rekonsiliasi politik dan mengingatkan masyarakat agar tidak terseret sikap partisan yang berlebihan. Moderasi beragama meniscayakan budaya moderasi dalam kehidupan kebangsaan.
Sikap moderasi juga menjadi jangkar Haedar Nashir dalam menakhodai Muhammadiyah mengarungi pasang-surut politik nasional. Haedar bisa menampilkan corak kepemimpinan kritis-akademis dalam menerjemahkan semangat amar makruf dan nahi mungkar pada ranah kenegaraan. Haedar percaya, pendekatan dialog-persuasif lebih proporsional dibanding pendekatan reaksioner-konprontatif.
Sejumlah tokoh tampak hadir dan memberikan testimoti di acara peluncuran buku yang diselenggarakan Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis (LKKS) Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini.
Di antaranya mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla; Kapolri Lisytio Sigit Prabowo; mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti; Menteri Koperasi Teten Masduki; Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin; Menteri Perhubungan Budi Karya; Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan; Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ristek Nadiem Makarim; Uskup Agung Jakarta Kardinal Suharyo; Ketua Umum PGI Pdt. Gomar; dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Mohammad Nurfatoni