PWMU.CO – Indonesia adalah negara dengan kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) yang luar biasa. Sayangnya hal itu berbanding terbalik dengan kesejahteraan rakyatnya. Untuk itu Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Wonokromo berusaha mencari jawaban atas permasalahan tersebut dengan mengadakan diskusi bertema ‘kepemudaan dan kebangsaan.’
Dalam diskusi yang diadakan Rabu lalu (9/8) tersebut, PCPM Wonokromo mengundang anggota bidang majelis hubungan luar negeri PCIM Mesir Faiz sekaligus mahasiswa Al-Azhar Kairo Mesir. Dalam ceramahnya, Faiz mengatakan bahwa umat Islam di Indonesia belum mumpuni secara kualitas.
“Mengutip buku Limadza Ta’akhar al-muslimun wa taqaddam ghairahum karya Syakib Arselan. Di situ menjelaskan, umat Islam masih terkungkung dalam jurang kebodohan yang menganga,” jelasnya.
(Baca: Umat Islam Diimbau untuk Siap Siaga sebelum Datangnya Fitnah Besar dan Mengapa Umat Islam Harus Beragama dengan Three in One?)
Dia mengatakan, ada perpecahan di internal umat Islam. Cara berfikirnya juga masih kolot dan fatalistik. Akibatnya, umat Islam tidak bisa merespon perkembangan zaman dengan baik. “Kemudian faktor yang selanjutnya, umat Islam meninggalkan ajaran agamanya yang merupakan sebagai pedoman hidup,” imbuhnya.
Menurut Faiz, berbeda dengan kalangan non muslim sebelum masa renaissance. Mereka keluar dari ajaran agamanya yg dogmatis-irrasional, yang ternyata hasilnya berbanding terbalik. Catatan menarik dalam sejarah dunia, perkembangan pesat dunia teknologi, politik dan sosial dan ekonomi, justru terjadi ketika kalangan non muslim meninggalkan ajaran agamanya.
“Lalu bagaimana caranya agar umat Islam bisa maju? Pertama, pondasi keilmuan harus dikuatkan, agar tidak mudah dibodohi dan diadu domba. Kedua umat Islam harus pandai dalam menyikapi perbedaan dengan menjaga sikap toleransi. Ketiga, pemuda muslim harus bisa mengawal dan merawat persatuan dan persaudaraan,” tegasnya. (red/ilmi)