PWMU.CO – Perjalanan orang mati diceritakan Baitul Arqam Pejabat Struktural RS Muhammadiyah Siti Khodijah Gurah Kabupaten Kediri di Hotel Pagung Agrowisata, Jumat (1/3/2024).
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Kediri Ikhwan Nurhadi yang bercerita perjalanan orang mati itu dalam sambutan pembukaan.
Dia mengutip kisah Raymond Moody, psikiater dan dosen psikologi, ketika mengajar ditanya mahasiswanya ke mana orang setelah mati?
Mendapat pertanyaan itu, sambung Ikhwan Nurhadi, Raymond Moody tidak menjawab, tapi ia melakukan penelitian terhadap 100 orang yang mati suri.
Pertanyaan yang diajukan Raymond Moody kepada responden adalah apa yang anda alami saat mati suri?
”Hasil penelitiannya itu dia tulis dalam buku Life After Life,” tuturnya.
Berdasarkan pertanyaan itu, sebanyak 86 orang menjawab dengan jawaban yang sama. ”Ketika saya mati nyawa saya terangkat ke atas. Saya lihat anak istri menangis di tepi jasad saya. Saya bingung kenapa mereka menangis.”
”Lalu saya masuk lorong yang gelap. Setelah sekian lama berjalan dalam lorong yang gelap, kemudian saya masuk tempat yang terang.”
“Apa yang anda lihat di tempat terang itu?” tanya Raymond Moody seperti dikisahkan Ikhwan Nurhadi.
”Saya melihat bayang samar. Lalu saya masuk ke atas lagi. Sampai di sana saya mendengar suara: tempatmu bukan di sini. Kembalilah. Lalu saya terbangun.”
Menurut Ikhwan, apa yang diteliti Reymond Moody cocok dengan keyakinan umat Islam. Ada kehidupan setelah kematian. Apa yang kita lakukan di dunia akan ditampakkan.
”Selama delapan jam sehari, hampir sepertiga umur hidup kita dihabiskan di rumah sakit,” katanya kepada peserta Darul Arqam.
“Rugi kalau tidak punya efek apa-apa. Rugi kalau tidak memiliki perubahan apa-apa terhadap dakwah Muhammadiyah,” kata Ikhwan.
Karena itu, ujar dia, berikan layanan yang baik kepada pasien. Berikan layanan yang ramah kepada pasien. Anggap itu amal saleh kita.
“Jangan bekerja karena Bu Ulfa, jangan karena PCM, jangan karena PDM, tapi karena Allah semata,” tuturnya.
Tiga Tipe Karyawan
Ikhwan menguraikan, ada tiga tipe karyawan. Pertama tipe penggerutu. Tipe ini punya integritas baik, jujur, disiplin, tapi tidak punya kompetensi.
“Kalau diberi amanah ia tidak mau karena tidak punya kompetensi. Namun kalau amanah itu diberikan orang lain, ia menggerutu,” ujarnya.
Tipe kedua, penipu. Memiliki kompetensi tinggi tapi integritas rendah. Pinter tapi telatan, korupsi, menghasut, dan pengadu domba.
Tipe ketiga, bermutu. Memiliki integritas tinggi dan kompetensi tinggi. Akhlak baik kinerja tuntas.
”Ini tipe terbaik. Tata niat kita, jangan tergoda orang lain, fokus pekerjaan, dan karena Allah semata,” tandas Ikhwan Nurhadi.
Penulis Ernam Editor Sugeng Purwanto