PWMU.CO – Ketua PDPM Sidoarjo Ahmad Alfarisi SPd mengajak warga Muhammadiyah Jiken Tulangan membersihkan hati dari sifat iri dan dengki (hasad).
Faris, sapaannya, menyampaikan pada pengajian silaturahmi Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Jiken Tulangan Sidoarjo, Sabtu (2/3/2024). Kajian dimulai tepat pukul 19.30 WIB, bakda Isya, di Masjid al-Jihad.
Di hadapan warga Muhammadiyah Desa Jiken, Faris menukil sabda Rasulullah SAW ketika mengingatkan umatnya dalam hadist sahih Abu Hurairah, “Hasad akan menghanguskan amal kebaikan, seperti api menghanguskan kayu bakar.” (HR Abu Daud).
Guru SMA Muhammadiyah 3 Tulangan itu kemudian mengutip al-Quran surat an-Nisa ayat 32. “Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Kata Faris, asbabun nuzul turunnya ayat itu menurut tafsir Ibnu Katsir riwiyat at-Tirmidzi dan al-Hakim, bersumber dari Ummu Salamah, “Dia (Ummu Salamah) berkata: ‘Laki-laki berperang (bertempur di medan perang), sedangkan perempuan tidak (bertempur di medan perang), dan bagi kami (kaum Hawa/para wanita) hanya mendapat bagian separo (maksudnya: apabila ahli warisnya hanya seorang perempuan saja, maka ia mendapatkan bagian separo dari) harta warisan laki-laki’.”
Untuk menjawab kegelisahan istri Nabi itu, kata Faris, Allah SWT menurunkan surat an-Nisa ayat 32.
Obat Iri Hati
Lebih jauh, alumnus Ponpes al-Fattah Sidoarjo itu mengatakan, penyakit Iri dan dengki (hasad) dalam diri seseorang bisa diobati dengan rajin mengikuti pengajian, sering membaca al-Quran dengan memahami maknanya dan berkumpul dengan orang yang shaleh.
“Sesungguhnya hasad penyakit hati yang berbahaya. Selain menghabiskan amal kebaikan manusia, juga mengakibatkan pertumpahan darah yang pertama di dunia yakni dosa Qabil kepada Habil,” tegas mubaligh muda Tulangan itu.
Kemudian, jika dalam diri ada angan-angan berlebihan, Faris mengungkap rumus pertama. Yakni memperbanyak rasa syukur. “Jika menyangkut urusan dunia, lihatlah orang yang di bawah kita, namun soal ibadah atau akhirat, contoh orang yang lebih taat dari kita,” pesannya.
Kalau orang itu mampu mensyukuri apa yang Allah anugerahkan kepadanya, dan mampu menjaga hatinya dari penyakit hasad, Faris yakin, dia orang yang paling bahagia hidupnya. Faris menjelaskannya sambil menyanyikan lagu D’masiv ‘Jangan Menyerah’.
Selanjutnya, Faris menyebutkan dua tanda penyakit hasad. Di antaranya, senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang (SMS). Jika ada perasaaan ini, Faris meminta jamaah segera istighfar.
“Sebagaimana yang dicontohkan Baginda Rasulullah SAW, sehari minimal beristigfahr 100 kali. Apalagi kita hanya manusia biasa, tentu sangat dituntut memperbanyak istighfar dalam setiap helaan nafas yang dihirup,” jelasnya.
Akhirnya, Faris mendoakan, “Semoga Allah SWT memberikan kita hati yang lembut, mudah menerima kebenaran, hati yang bersih (dijauhi dari sifat iri dan dengki).”
Di akhir kajiannya, ia mengutip firman Allah SWT dalam al-Quran surat as-Syuara ayat 88-89: “(Yaitu) pada hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (*)
Penulis Zulkifli Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni