PWMU.CO – Muhammadiyah tetapkan puasa Ramadhan pada Senin, 11 Maret 2024. Idul Fitri Rabu, 10 April 2024.
Keputusan Muhammadiyah berdasarkan hisab hakiki kemungkinan berbeda dengan pemerintah yang memakai rukyatul hilal. Namun dipastikan Idul Fitri jatuh pada hari yang sama dengan perhitungan Muhammadiyah.
Menanggapi perbedaan ini Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan, tak yakin akan banyak warga Indonesia yang ikut Muhammadiyah ketika menetapkan awal puasa Ramadhan lebih dulu.
“Kalau Hari Raya berbeda, yang ikut duluan saya kira banyak. Tapi kalau ikut puasanya yang Muhammadiyah duluan, saya enggak yakin banyak yang ikut Muhammadiyah,” seloroh Abdul Mu’ti disambut tawa hadirin di acara peluncuran buku Haedar Nashir di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Senin (4/3/2024).
Dia menjelaskan, awal bulan Ramadhan 1445 H tahun ini akan berbeda antara Muhammadiyah dan pemerintah. Tapi Hari Raya Idul Fitri akan berlangsung sama.
“Kalau Hari Raya berbeda saya enggak tahu warga Muhammadiyah ikut yang mana, yang ikut duluan atau belakangan,” kelakarnya lagi.
Perbedaan itu juga terjadi di penentuan waktu Subuh. Dia yakin banyak generasi muda yang ikut waktu Subuh Muhammadiyah karena lebih lambat delapan menit dibanding waktu yang ditetapkan pemerintah.
“Apalagi nanti nanti waktu imsakiyah Ramadhan yang ikut Muhammadiyah pasti banyak. Yang lain sudah mulai berpuasa, yang Muhammadiyah masih menikmati makanan karena masih punya waktu delapan menit,” ujarnya sambil tertawa.
Ketika berbicara di acara Tarhib Ramadan dan Milad ke-3 Masjid Al Birru Desa Mindahan Kidul, Batealit, Jepara, Senin (4/3/2024), Abdul Mu’ti mengatakan, Idul Fitri bisa bareng karena posisi hilal saat akhir Ramadhan sudah di atas 8 derajat.
Dengan posisi seperti itu, hilal sudah bisa dilihat jelas sehingga sidang isbat penetapan Idul Fitri oleh Kementerian Agama nanti tidak perlu digelar. “Jadi tidak perlu sidang isbat, sehingga hemat anggaran,” kelakarnya.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan Maklumat Nomor 1/MLM/I.0/E/2024 ini ditandatangani oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti pada 12 Januari 2024.
Maklumat itu tentang Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 Hijriyah. Penetapan tersebut menggunakan metode Hisab Wujudul Hilal Hakiki.
Sementara waktu Subuh untuk negara Indonesia mundur rata-rata 8 menit berdasar keputusan PP Muhammadiyah Nomor 734/kep/i.0/b/2021 tentang Tanfidz Keputusan Musyawarah Nasional XXXI Tarjih Muhammadiyah.
Editor Sugeng Purwanto