PWMU.CO – Kelakuan bandel pengunjung di toilet Masjid al-Jabbar yang bikin petugas kebersihan merasa kesal perlu dihindari. Sebab, di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.
Saat ditemui PWMU.CO yang sedang rihlah ke Masjid Raya Jawa Barat di sela kegiatan Olympic Ahmad Dahlan (Olympicad) Ke-7 Kota Bandung, seorang petugas cleaning service (pramubakti) Wulan Cantika bercerita. Salah satunya, tentang tantangan yang menjadi makanan sehari-hari.
“Mengatur pengunjung kalau bandel, dikasih tahu malah ngeyel, jadi kita kesel,” ungkap Wulan, Rabu (6/3/2024) pagi.
Wulan yang telah menggeluti profesi ini sejak Juni 2023 menyadari, beragam latar dan kondisi pengunjung memunculkan beragam perilaku melanggar tata tertib itu. Melihat ada perilaku menyimpang, sebagai petugas, ia berupaya menegur pengunjung yang bersangkutan.
Contoh sederhana, ada pengunjung berdiri bergerombol di sepanjang lorong pintu masuk toilet. “Ibu silakan maju sebelah sini,” tuturnya tapi si pengunjung tak menghiraukan.
Selain itu, ada pengunjung yang mandi dan berwudhu di kamar mandi. Padahal ada tata tertib dilarang mandi dan wudhu di kamar mandi masjid kebanggaan warga Kota Bandung itu.
“Di pintu toilet sudah ada imbauan tata tertib. Itu nggak dilihat, nggak dibaca,” terangnya.
Mengapa tak boleh berwudhu di kamar mandi? Sambil menunjuk ruang wudhu di mana ia berada, Wulan menjelaskan, “Tempat wudhu terpisah, disediakan sendiri di sini.”
Kemudian, ada pula pengunjung yang antre keluar di pintu masuk padahal ada pengunjung lain yang lain lagi antre masuk. Akhirnya pengunjung berjubel di area pintu masuk. Kalau menemui kondisi ini, Wulan menegur, “Ibu, di toilet ada pintu masuk dan pintu keluarnya. Pintu keluar di sebelah sana.”
“Antrian jadi menumpuk kalau Sabtu Ahad. Kalau hari biasa memang tidak antre,” imbuh perempuan lulusan salah satu SMA di Bandung itu.
Saat ditanya asal usul dipasang imbauan dilarang kencing atau berak di tempat wudhu, Wulan lanjut menceritakan kelakukan menyebalkan pengunjung di sana. “Kalau pas ramai, ada yang pipis di tempat wudhu. Pengunjung cari yang di belakang sana biasanya biar tidak terlihat, kan jauh ya dari pintu masuk,” ungkapnya.
Tapi masalahnya, lanjut Wulan, di sana airnya tidak menyala. Itu yang bikin dia bingung membersihkannya jika benar-benar terjadi. Wulan pun semangat menegur pengunjung bandel yang tampaknya mau buang air kecil di area wudhu.
Terakhir, Wulan menceritakan ada pengunjung yang membawa anak laki-lakinya ikut serta wudhu di tempat wudhu perempuan. Alhasil, ini membuat pengunjung lain tidak nyaman dan memintanya untuk menegur.
Pantau Kebersihan
Terkait kebersihan, kata Wulan, pihak pengelola memang sangat memperhatikan. “Tiap kerja harus ada laporan before-after (potret kondisi sebelum dan sesudah dibersihkan),” kenangnya.
Tak hanya itu, cara pengerjaan juga perlu masuk laporan kerja sehari-hari. “Besi harus diangkat,” katanya sambil menunjuk grill pijakan besi tempat wudhu.
Untuk memastikan kebersihan seluruh area masjid yang baru dibuka untuk umum pada 31 Desember 2022 itu, petugas kebersihan juga berjaga di banyak tempat. “Di tempat wudhu, toilet, plaza atas dan bawah, selasar selatan, depan dan utara. Di dalam kafetaria jika sudah dibuka juga akan ada CS yang stand by di sana,” terang Wulan.
Jika petugas kebersihan di shift satu istirahat, sambung Wulan, petugas di shift selanjutnya juga langsung mengisi. Alhasil, pasti ada petugas kebersihan yang berjaga.
Sehari-harinya, mereka bekerja pada tiga shift. “Shift satu (pagi), mulai jam 06.00 WIB. Shift dua (siang), mulai jam 18.30 WIB sampai jam 21.00 WIB. Shift tiga (malam), mulai jam 21.00 WIB sampai jam 06.00 WIB. Cuma laki-laki yang shift malam,” urainya.
Lokasi kerja mereka juga bergantian. “Rolling dua pekan sekali. Dua pekan bertugas toilet, dua pekan bertugas di tempat wudhu,” tutupnya. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni