PWMU.CO – Puasa tahun ini 30 hari disampaikan Ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting danPembinaan Masjid (LPCR PM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Drs HM Jamaluddin Ahmad SPsi Psikolog memberikan kajian Islam pada, Rabu (6/3/2024).
Kajian ini disampaikan setelah jamaah shalat Dhuhur di Masjid Asy-Syifa’ Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML) dengan tema “Kajian Menjelang Ramadhan 1445”.
Sebelum masuk materi, Jamaluddin Ahmad memberikan yel-yeluntuk memberikan semangat pada jamaah.
“Nanti kalau saya bilang masjid, Kalian jawab makmur-memakmurkan. Kemudian yang kedua saya bilang masjid, Kalian jawab dari masjid kita bangkit,” katanya. Kemudian ditirukan para jamaah.
Di awal, Ustadz Jamal, panggilan akrabnya, mengajar bersyukur karena sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan, bulan yang penuh syukur dan nikmat. “PP Muhammadiyah resmi menetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriah bertepatan dengan 11 Maret 2024 dan puasa tahun ini akan berjumlah 30 hari,” ujarnya.
Kemudian sambil bercanda dia bilang, “Tapi jangan sampai besok jumlah puasa dimasukan di Sirekap, nanti bahaya. Karena yang awalnya puasa hanya 30 hari bisa menjadi 330 hari.” Jamaah pun tertawa. Sistem Rekapitulasi Pemilu (Sirekap) adalah alat bantu rekapitulasi suara Pemilu 2024 yang kini banyak dikritik karena sering terjadi penggelembungan data.
Puasa Menjaga Diri
Kemudian dia mengutip surat al-Baqarah ayat 183.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
“Ayat ini sebagai dasar diwajibkannya berpuasa. Ayat ini juga sangat identik pada bulan Ramadhan, para penceramah akan membacakan ayat al-Qur’an ini,” katanya.
Lebih lanjut, kata Jamal, dari puasa kita bisa menjaga diri dari segala hal yang membahayakan (maksiat) dan menjadi orang yang bertakwa yaitu menjaga diri dari segala yang membahayakan atau membawa mudharat.
Kemudian, Jamal bertanya kepada para jamaah, “Bagaimana agar puasa kita sempurna?” tanya Jamal.
“Kata Imam Al-Ghozali dalam kitab Ilya Ulumuddin menyebut ada enam hal yang bisa dilakukan untuk meraih kesempurnaan puasa,” katanya.
Pertama, kata Jamal, menjaga lisan. Kedua, selalu bergantung dan berharap puasanya diterima Allah SWT. Ketiga, menahan pandangan dari perbuatan tercela. Keempat, menahan telinga dari mendengar kata tercela. Kelima, menjaga anggota tubuh dari melakukan perbuatan doa. Keenam tidak makan berlebihan saat berbuka.
Namun, kata mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) ini, puasa jangan cuma dijadikan rutinitas tahunan, tapi jadikan pembelajaran dari puasa itu. Karena banyak hikmah ketika kita berpuasa.
Hikmah Puasa
“Hikmah puasa sudah dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 183 sampai 188,” katanya.
Pertama, kata Jamal, dengan puasa, orang beriman diproses meningkat kualitas imanya menjadi insan yang bertakwa ayat 183).
“Kedua, puasa mendatangkan banyak manfaat dan kebaikan (ayat 184). Ketiga, menjadikan orang yang berpuasa lebih tambah rasa syukurnya pada Allah SWT (ayat 185). Keempat, menjadikan manusia ingin selalu berada pada jalan kebenaran (ayat 186),” tuturnya.
Selain itu, kata Jamal, dengan puasa jadi lebih bertakwa kepada Allah SWT (ayat 187) dan menjadikan manusia tidak mau mencuri dan berbuat curang (ayat 188).
Oleh karena itu, di bulan Ramadhan nanti Jamal mengajak untuk tingkatkan iman, membiasakan kebaikan, semakin bertakwa (patuh dan mengendalikan diri), mengambil pelajaran atau hikmah, dan tidak mau mencuri, korupsi, menyuap atau curang.
Di akhir kajian, Jamal memberikan yel-yel semangat kepada para jamaah.
“Sebelum saya akhiri saya berikan jargon lagi biar semangat. Saya bilang ranting, jawabnya itu penting. Kalau cabang, jawabnya harus berkembang. Kalau masjid, jawabnya, makmur-memakmurkan. Kalau bilang Muhammadiyah, jawabnya, sukses dunia dan akhirat,” komando Ustadz Jamal yang ditirukan jamaah. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Mohammad Nurfatoni