PWMU.CO – Ribuan warga penuh sesak memenuhi acara tabligh akbar bertema merajut ukhuwa islamiyah yang berkemajuan di Desa Pengulu kecamatan Sidayu-Gresik. Pengajian yang diadakan oleh PCM Sidayu ini mendatangkan Bachtiar Nashir sebagai penceramah.
Dalam sambutannya, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sidayu A.Mumtaziz menyampaikan, PCM Sidayu mulai fokus pada pembentukan karakter kader, sesuai khittah Muhammadiyah. Kini PCM Sidayu bekerja sama dengan UMSidoarjo membuka perkuliahan D1 Kemuhammadiyahan.
“Sedangkan dalam bidang informasi, PCM Sidayu dalam waktu dekat akan melaunching Radio SuaraMu yang pada tabligh akbar ini meliput penuh pengajian ini. Saya juga berharap, bidang MEK, Dikdasmen dan LazisMu dapat bersinergi dan berkolaborasi untuk memajukan umat dari sisi pendidikan, ekonomi dan sosialnya,” ujarnya.
(Baca: Kenapa Umat Islam Indonesia Terpuruk? Begini Kata Aktivis Muhammadiyah Mesir dan Muhammadiyah Perlu Belajar dari Zakir Naik)
Pada kesempatan yang sama, perwakilan dari PDM Gresik Hilmi Aziz pun turut mengapresiasi kajian yang diadakan PCM Sidayu dan bertempat di PRM Pengulu. Dia berharap bahwa tabligh akbar ini dapat menjadi agenda rutin.
“Semoga bisa terus menjadi ladang ber-amar ma’ruf nahi munkar bagi masyarakat Sidayu khusunya dan masyarakat Indonesia pada umumnya,” katanya.
Sementara itu, dalam ceramahnya Bachtiar Nashir mengatakan bahwa umat Islam selama ini hanya memberikan sisa-sisa untuk agamanya sendiri. Baik itu dalam segi kekayaan, pemikiran, maupun kesempatan.
“Dalam sehari, kita gunakan lebih banyak waktu untuk urusan dunia atau islam?” tanya Bachtiar. Serempak peserta pengajian menjawab, “Dunia!”
Bachtiar kembali bertanya, “dalam sehari, tenaga yang kita keluarkan lebih banyak untuk dunia atau Islam? Serempak peserta menjawab “Dunia!”
Bachtiar menambah lagi pertanyaannya, ”dalam sehari, harta yang kita keluarkan lebih banyak untuk urusan dunia atau Islam? Dengan serempak peserta pun menjawab dengan jawaban yang sama.
Bachtiar pun merasa miris, karena umat manusia hanya disibukkan dengan urusan dunia. Sedangkan urusan islam hanya diberikan sisa-sisa. Maka dari itu, dia mengajak kepada para peserta pengajian untuk merubah pola fikir.
“Islam tidak akan berjaya dan berkemajuan jika kita masih memberikan sisa-sisa yang kita miliki. Jika demikian, jihad kita tidak akan maksimal,” tegasnya.
Dengan problematika bangsa yang kian kompleks menuntut seluruh umat Islam untuk menjawab segala permasalahan itu. “Bagaimana caranya itu? Yakni dengan tidak lagi memberikan hal sisa kepada Islam,” pungkasnya. (nia ambarwati/ilmi)