PWMU.CO – Perguruan tinggi Islam Indonesia, terutama kampus Muhammadiyah, harus tampil sebagai pelopor kemajuan umat Islam. Demikian harapan Prof Datuk Moh Razali bin Agus, Wakil Rektor Universitas Sultan Zainal Abidin, Malaysia, saat memberikan orasi ilmiah pada Wisuda XXVIII Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Sabtu (2/4/2016).
“Dengan modal sosial sebagai negara dengan jumlah Muslim terbesar di dunia, Indonesia mestinya tampil sebagai pelopor kebangkitan Islam,” kata Datuk Razali.
(Baca juga: UMG Wisuda 157 Sarjana S1)
Sementara itu Wakil Ketua Majelis Dikti dan Litbang PP Muhammadiyah, Prof Edi Suendi Hamid, yang hadir memberi sambutan menjelaskan bahwa Indonesia masih tertinggal dengan negara-negara ASEAN. “Apalagi kini Indonesia memasuki MEA (masyarakat ekonomi ASEAN), yang ditandai dengan persaingan di bidang barang, jasa, tenaga terampil, modal, dan investasi. Kalau tidak siap bagaimana?” kata Edi sambil mengajak perguruan tinggi Muhammadiyah untuk meningkatkan daya saing.
Harapan senada disampaikan Dr M Saad Ibrahim, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur. Saad meminta agar orang tua menyiapkan anak-anak melanjutkan kuliah S2. “Karena untuk mengarungi tantangan era MEA, pendidikan S1 tidak cukup,” katanya.
Sementara itu anggota Badan Pembina Harian (BPH) UMG, Dr Biyanto, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas selesainya pembangunan gedung 9 lantai. Gedung baru itu diharapkan bisa menjadi pemicu untuk mendapat mahasiswa yang banyak.
Dr Budi Hasan dari Kopertis Wilayah VII Jatim menyampaikan apresiasi terhadap UMG karena tidak memiliki persoalan dengan rasionalisasi jumlah mahasiswa dan dosen. “Dengan jumlah mahasiswa yang memadai akan banyak hal yang bisa dilakukan UMG. Ingat, lembaga pendidikan merupakan media dakwah Muhammadiyah,” harapnya (BI/MN)