PWMU.CO – Bagi sebagain kalangan, sampah dinilai sebagai sesuatu yang tidak memiliki nilai guna. Bahkan, dianggap momok dan sumber polusi. Tapi di tangan mahasiswa program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kelompok 18 di Desa Tulungrejo, Ngantang, Malang, limbah (sampah) plastik mampu disulap menjadi paving. Sebuah produk yang tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat desa, tapi juga bernilai ekonomis dan ramah lingkungan.
”Ide untuk mengolah sampah plastik menjadi paving ini berawal dari hasil observasi kelompok kami yang melihat banyak sampah plastik menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) desa setempat. Jika sampah itu tidak dikelola dengan baik, maka akan mencemari lingkungan desa yang masih asri. Karena sampah plastik sulit untuk terdaur ulang secara alami,” ujar Dicky Alrendy, Koordinator Desa peserta KKN UMM kelompok 18.
(Baca:Kisah Sukses Mahasiswa UMM Ubah Perkampungan Kumuh Jadi Rio de Janeiro-nya Indonesia)
Rinaldi Rasyid Habibie, Ketua Divisi Lingkungan KKN UMM kelompok 18 menambahkan agar sampah plastik tidak menjadi biang pencemaran lingkungan di desa, maka sampah harus dikelola dengan baik. Dengan cara, mendaur ulangnya atau membuat diversifikasi produk yang berbahan dasar limbah plastik. ”Atas dasar itu, kami membuat paving ramah lingkungan yang berbahan dasar sampah plestik,” terangnya.
Paving yang diciptakan tidak kalah dengan paving yang dijual dipasaran. Selain kuat, paving yang memanfaatkan limbah plastik ini juga anti air dan bahan bakunya mudah didapat. Selain itu, cara pengolahan sampah plastik menjadi paving juga cukup mudah. Hanya dengan membakar sampah plastik hingga meleleh, kemudian menuangkannya kedalam cetakan yang terbuat dari besi.
”Sampah plastik yang dibakar sebelumnya harus melalui proses pencucian dan pengeringan terlebih dahulu. Itu penting agar tidak ada sisa-sisa tanah yang menempel,” paparnya.
(Baca juga: Wanita Singapura Ini Raih Gelar Doktor Tercepat di UMM dan Kapolri Terima Tanda Keluarga Kehormatan UMM)
Pengolahan sampah plastik menjadi paving tersebut mendapatkan respon yang baik dari Kepala Dusun Jabon, Desa Tulungrejo Gatot. Ia mengatakan selain dapat mengurangi permasalahan sampah plastik yang menumpuk, program ini juga dapat membantu perekonomian masyarakat desa. ”Paving yang dihasilkan dari sampah plastik ini kan benilai ekonomi. Karena nantinya bisa kami dijual,” urainya.
Di tempat terpisah, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN UMM kelompok 18 Tinuk Dwi Cahyani MHum kepada pwmu.co mengatakan KKN UMM kali ini memang diarahkan untuk bisa melaksanakan aktivitas yang berkaitan langsung dengan kondisi sekitar. ”Mahasiswa dalam pengabdiannya diharapkan bisa memberikan manfaat langsung pada masyarakat. Sehingga keberadaan mahasiswa program KKN UMM ini bisa dirasakan,” tegasnya.(izzudin/aan)