PWMU.CO – Wali Kota Eri Cahyadi ST MT bangga di Surabaya ada Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya. Hal tersebut dia sampaikan saat peresmian At Ta’awun Tower dan grounbreaking Rumah Sakit Gigi Mulut (RSGM) UM Surabaya, di halaman At Ta’awun Tower, UM Surabaya, Sabtu (9/3/24)
Eri Cahyadi menyatakan rasa bangganya di Surabaya ada UM Surabaya. “Universitas Muhammadiyah Surabaya selalu memberikan yang terbaik seperti simbol Muhammadiyah. Seperti matahari yang menyinari bumi ini, UM Surabaya memberi penerangan sehingga kota Surabaya bisa minadzulumati Ilan nur, dari gelap menuju yang terang,” ujarnya.
Dia menambahkan, Kota Surabaya bisa menjadi seperti sekarang, bukan faktor wali kota atau jajaran pemerintahnya, karena faktor pergerakan dari semua perguruan tinggi di Surabaya, dari elemen-elemen di seluruh Kota Surabaya, termasuk UM Surabaya dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surabaya.
“Pak (Menteri) Kemenko PMK (Muhadjir Effendy) dan (Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin), saya laporkan, di Surabaya tidak bisa terlepas dari Muhammadiyah di Kota Surabaya, dalam menghadapi stunting, kemiskinan, stakeholder di Surabaya menjadi satu kekuatan besar, yang mulanya stunting 25,8 persen 2021 bisa turun menjadi 4,8 persen, terendah di Indonesia, termasuk dalam menghadapi covid, hal ini tidak terlepas dari kolaborasi dan sinergitas,” lapornya.
Dia menyakini dengan berdirinya gedung At Ta’awun Tower UM Surabaya setinggi 23 lantai dan RSGM akan menunjukkan orang Surabaya memiliki pilihan-pilihan yang banyak ketika mau masuk ke perguruan tinggi, selain itu pilihan menuju rumah sakit, dia menegaskan kembali bahwa UM Surabaya tidak pernah berhenti menebar kebaikan, tidak pernah berhenti memberikan yang terbaik.
Eri Cahyadi juga menceritakan kedekatan dirinya dengan rektor UM Surabaya Dr dr Sukadiono MM. Dia menganggapnya sebagai orang tua. “Saya dengan beliau selalu hormat. Saya takzim. Saya tidak menyebut Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya, tapi selamanya orang tua saya, guru saya, karena jauh sebelum saya menjadi wali kota beliau adalah yang membimbing, memberi semangat saya untuk selalu berfastabiqul khairat untuk amar ma’ruf nahi munkar, terima kasih ilmunya prof akan saya jaga selamanya,” ungkapnya. (*)
Penulis Mahyuddin Editor Mohammad Nurfatoni