PWMU.CO – Siswa Smamda Surabaya meraih juara di tiga mapel di Olympicad Ke-7 2024 di Bandung, Jumat (8/3/2024.)
Tiga siswa kelas 10 SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya menyabet medali dalam ajang olympicad VII Bandung. Mereka adalah Favian Zada Putra 11.12, Shafa Kamilqh Azalia Zahrani 10.3 dan Keisha Al Aqilah 10.12 yang telah membawa pulang medali sesuai dengan mata lomba yang mereka ikuti.
Favian begitu bahagia mendengar namanya disebut MC sebagai peraih medali perunggu pada lomba matematika di ajang Olympicad 7 2024.
“Syukur alhamdulillah, saya bisa menyumbangkan medali untuk smamda,” ucap Favian sembari menunjukkan medali perunggu yang digenggamnya dengan wajah berseri-seri.
Siswa pendiam dan pemalu ini memang terkenal irit berbicara, namun terkenal tanggap dalam bersikap. Meski ada sedikit kekecewaan karena medali incarannya yakni medali emas belum berhasil didapatkan.
“Tenang, nanti bisa Favian kejar dua tahun lagi ya,” ucap Era Restiani guru pendamping.
Terpilihnya Favian sebagai kontingen mata lomba matematika bukan tanpa alasan. Menurut Yuli Mulyanah guru pembimbing matematika mengungkapkan bahwa Favian adalah sosok yang tekun berlatih mengerjakan soal-soal matematika bahkan jika ada soal di luar yang diberikan saat bimbingan yang dirasa sulit, dia tidak segan menanyakan pada guru pembimbingnya.
“Favian ini cerdasnya, meskipun masih kelas 10, katakanlah baru menjadi siswa smamda tetapi dia bisa mengukur kemampuannya. Dia bisa memetakan soal ini termasuk bab yang mana,” kata Yuli saat diberi tahu bahwa Favian berhasil membawa pulang medali perunggu.
Ferra Setiawati,orangtua Favian juga mengungkapkan Favian ini adalah pribadi yang santai dan irit bicara.
“Favian ini anaknya memang irit bicara berbeda dengan kakak-kakaknya. Anaknya juga jarang sekali minta ini-itu. Saya kurang mengerti bagaimana gaya belajarnya. Yang saya tahu, dari kecil memang dia lebih santai jika menghadapi ujian daripada kakak-kakaknya. Mungkin dalam sikap santai dan diamnya, dia juga berpikir. Yang pasti ketika dijelaskan satu kali, dia langsung paham.” ungkap Fera Setiawati.
Penyumbang medali kedua adalah Shafa Kamilah Azalia Zahrani 10.3. Dia berhasil menyabet medali emas pada mata lomba biologi.
Shafa adalah pribadi yang optimis. Hal ini diaminkan oleh Nurul Laeliyah Ibunda Shafa. “Shafa adalah anak yang optimis, memiliki komitmen dan pendirian yang tangguh. Kalau mengerjakan sesuatu tidak pernah setengah-setengah, selalu berusaha semaksimal mungkin,” tutur Nurul Laeliyah.
Persiapan yang dilakukan oleh Shafa sama seperti peserta lainnya yakni mempelajari soal-soal olimpiade, namun ada satu hal yakni refleksi yang mungkin jarang dilakukan oleh peserta lomba lainnya.
“Jadi, misalkan nih aku belajar soal olimpiade yang pilihan ganda lalu jawabannya misal yang a. Nah, aku bakal cari tau penjelasan untuk pilihan jawaban selain a itu seperti apa saja. Jadi, mindsetku bisa kuat dan paham kenapa jawabannya seperti itu,” terangnya
Dengan cara seperti ini secara tidak langsung, dia mengasah logika berpikirnya.”Memang biologi itu terkenalnya ilmu yang hafalan tetapi jangan lupa meski hafalan harus tetap logis,” imbuhnya.
Hal inilah yang disukai Eka Haris pembimbing Biologi dengan sosok Shafa. “Rasa ingin tahunya tinggi dan harus terjawab sampai menurut dia masuk akal,” papar Eka Haris Prastiwi.
Medali emas berikutnya diraih Keisa Kirana Al Aqilah 10.12. Dia berhasil menyumbang medali emas untuk smamda. Dari awal babak penyisihan, Hendy Bayu selaku guru pendamping sudah memprediksi bahwa Keisha akan berhasil menyumbangkan medali.
“Dari awal, saya sudah feeling kalau Keisha akan berhasil mendapat medali, entah yang mana sebab setelah selesai mengerjakan soal penyisihan air mukanya terlihat tenang dan hal itu terbukti pada babak pengumuman semifinal, dia mendapat nilai tertinggi kedua di babak penyisihan. Setelah babak semifinal dilalui dan diumumkan masuk ke babak final, nilainya menempati urutan teratas,” ungkap Hendy.
Keisha mengaku senang sekali mendapat medali emas untuk smamada. Ini prestasi ketiga saya sejak di Smamda. “Dua lainnya adalah finalis ekonomi di Olympic Unesa dan saya pernah juara I lomba essay bahasa Inggris yang diadakan oleh UMS,” ungkap.
Nuzuliya Rohma Qurrota Ag’yun juga mengungkapkan Keisha adalah salah satu anak SCCP ekonomi yang tekun mengikuti pembinaan. “Dia tidak pernah absen satu kali pun,” tegas Nuzuliya Rohma Qurrota Ag’yun.
Yayuk Wibekti selaku orangtua Keisha pun berharap semoga prestasi putrinya ini dapat menunjang cita-cita putrinya kelak untuk masuk jurusan Akuntansi di UNAIR melalui jalur SNBP. (*)
Penulis Era Restiani. Editor Ichwan Arif.