Kisah Nenek Permisi kepada Remaja; Oleh Sayyidah Nuriyah
PWMU.CO – Rabu (13/3/2024) pukul 02:00 dini hari, Masjid Faqih Usman Universitas Muhammadiyah Gresik yang berlokasi di tepi jalan itu terang-benderang. Jamaah laki-laki maupun perempuan dari perumahan di sekitarnya berdatangan. Ada yang berjalan kaki tapi lebih banyak yang datang dengan naik kendaraan.
Jamaah yang sudah datang ada yang tidur meringkuk di pojokan. Ada yang khusyuk membaca al-Quran. Ada pula yang merapal doa kepada sang maha mengabulkan.
Sementara di teras masjid, beberapa takmir tampak bercengkerama dengan teman sambil menata minuman saset dan bungkusan makanan. Memberi sajian yang layak untuk menemani iktikaf dan sahur jamaah sudah jadi kebiasaan di bulan Ramadhan.
Begitulah sepenggal kehidupan ekosistem di masjid pada sepertiga malam di bulan Ramadhan. Lebih jauh, ada lagi suguhan kejadian yang mencerminkan indahnya menjunjung sopan santun sesuai adat ketimuran. Begini kejadiannya.
Nenek Permisi
Seorang nenek yang shalat dengan duduk di kursi menempati posisi strategis: shaf tengah di barisan kedua. Di depannya, shaf pertama, sudah terisi jamaah lain sehingga ia tak mungkin beranjak dari posisinya untuk tujuan merapatkan shaf.
Seorang remaja putri datang dan duduk di sisinya, mengisi sepetak ruang kosong tepat di antara nenek dan jamaah lain. Alhasil shaf sudah penuh, rapat. Mereka siap mendirikan shalat mengikuti imam.
Sekitar 15 detik usai salam, sang nenek membungkukkan badan. Ia mendekati remaja di sebelahnya lalu mengatakan, “Mbak, permisi ya.” Senyumnya mengembang hingga kian terang kerut yang menghiasi wajahnya. Matanya teduh memantulkan ketulusan.
Melihatnya, si remaja otomatis membalas senyuman nenek yang ramah, hangat. “Nggih,” jawabnya mempersilakan.
Netranya lantas bertaut pada tongkat alat bantu jalan berkaki empat di depan nenek. Ada tas mungil menggantung di pegangannya.
Si remaja takjub dengan kegigihan nenek mengikuti shalat berjamaah meski dengan duduk di kursi. Ternyata berusia lanjut tak menghalangi semangatnya beribadah langsung di rumah Allah. Tak kalah dengan orang dewasa yang memadati masjid itu maupun anak-anak yang diajak orang tuanya.
Editor Mohammad Nurfatoni